Novel 'Surat Kematian' Karya Fiksi Paling Laris di China

Darussalam | Rabu, 17 November 2021 - 15:07 WIB
Penerbit Gramedia Pustaka Utama resmi merilis novel pertama dari seri Surat Kematian karya Zhou Haohui, pada Rabu (17/11). Seri Surat Kematian termasuk karya fiksi suspens paling laris dan paling populer di Cina. Web drama yang diadaptasi dari novel-novel ini sudah ditonton lebih dari 2,4 miliar kali dan berhasil mendapat status legendaris di antara web drama Cina.

Novel 'Surat Kematian' Karya Fiksi Paling Laris di China
Novel Surat Kematian karya Zhou Haohui
-

Jakarta - Penerbit Gramedia Pustaka Utama resmi merilis novel pertama dari seri Surat Kematian karya Zhou Haohui, pada Rabu (17/11). Seri Surat Kematian termasuk karya fiksi suspens paling laris dan paling populer di Cina. Web drama yang diadaptasi dari novel-novel ini sudah ditonton lebih dari 2,4 miliar kali dan berhasil mendapat status legendaris di antara web drama Cina.

Perang melawan sistem hukum yang korup terjadi di salah satu kota metropolis di China. Ratusan nama sasaran pembunuhan telah dikumpulkan untuk dieksekusi sebagai bayaran atas kejahatan hukum yang telah mereka lakukan. Mampukah polisi menghentikan tindakan main hakim sendiri yang keji ini?

Premis ini dapat memberikan gambaran singkat mengenai novel Surat Kematian. Berlatar police procedural, novel ini yang berhasil menjadikan Zhou Haohui sebagai salah satu penulis suspens terbaik di Tiongkok saat ini.

“Cerita misteri pembunuhan berlatar belakang negara Asia dengan ditambah plot twist yang mengejutkan menjadi alasan kuat kami untuk dapat menerbitkan novel ini,” tutur Juliana Tan, Editor Bidang Fiksi Asia (AsianLit) Gramedia Pustaka Utama.

“Surat Kematian yang kami terbitkan ini diterjemahkan langsung dari versi Mandarin. Tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap pengalaman membacanya, karena bagian-bagian yang telah direduksi ketika novel ini diterjemahkan ke bahasa Inggris, masih bisa dibaca di edisi bahasa Indonesia, termasuk nama asli para tokoh-tokohnya,”

Tokoh sentral di Surat Kematian adalah Eumenides, sosok rekaan di internet yang bertindak sebagai hakim sekaligus algojo bagi para penjahat hukum. Setelah eksekusi pertamanya  yang gagal dihentikan, tim kepolisian kemudian membentuk Satuan Tugas 418. Kelompok elite yang terdiri atas detektif dan pakar ini diberi tugas khusus untuk membekuk dan menghentikan aksi gila Eumenides.

Tidak diduga, Satuan Tugas 418 justru menemukan hubungan antara Eumenides dengan kasus besar yang terjadi delapan belas tahun lalu. Fakta mengejutkan ini semakin meruncing ketika beberapa anggota tim disinyalir memiliki hubungan ke rahasia tersebut.

“Seiring bertumbuhnya jumlah pembaca AsianLit, novel ini kami proyeksikan dapat membuka jalan bagi karya-karya fiksi popular Tiongkok lainnya di Indonesia. Tiga buku lanjutan dari tetralogi Surat Kematian telah kami siapkan masuk daftar tunggu terbit,” tambah Juliana. 

Saat ini, kepopuleran Surat Kematian juga telah mencapai Amerika. Di Amerika Serikat, novel terjemahannya terbit pada 2018 dan langsung menjadi buruan para pembaca yang mencari versi bahasa Inggrisnya. Alih wahana dalam bentuk film layar lebar juga telah diproduksi di Hong Kong, di mana Herman Yau dipercaya sebagai sutradara, dengan dukungan para pemeran aktor aktris kawakan Hong Kong seperti Louis Koo, Julian Cheung, Francis Ng, dan Myolie Wu.