Jakarta - Komisi VIII DPR RI mendesak Kementerian Agama untuk menekan angka kematian jemaah haji di Arab Saudi, dengan menyiapkan jemaah dalam kondisi sehat sebelum berangkat ke tanah suci. Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1443 H/2022 M jemaah haji Indonesia yang meninggal sebanyak 89 orang. Sementara pada tahun 2018 sebanyak 386 jemaah meninggal, dan jemaah meninggal pada tahun 2019 sebanyak 453 orang.
Hal tersebut diungkap Anggota Komisi VIII DPR RI Endang Maria Astuti pada saat rapat kerja Komisi VIII DPR RI bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas beserta jajaran, dan perwakilan Kementerian Kesehatan serta Kementerian Perhubungan, di Gedung Nusantara I tentang Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1443 H/2022 M dan Laporan Keuangan Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1443 H/2022 M.
“Walaupun dibandingkan negara lain, menekan angka kematian memang sangat ditentukan (jumlah petugas). Namun apa yang dikeluhkan Kemenkes, ini memang dari Kemenag menyampaikan keterbatasan dari jumlah petugas. Sebab memang dari sana (Arab Saudi) dibatasi. Tapi harapan kami, perlu kreatifitas dari Kemenkes untuk menyiasati jemaah haji sejak di dalam negeri sebelum berangkat tetap sehat. Ini yang harus mulai dipikirkan, karena kan musim haji berikutnya tidak lama lagi,” katanya.
Wakil rakyat Dapil Jawa Tengah IV ini meminta Kemenkes mulai menggaungkan upaya-upaya untuk mencegah agar jemaah haji tetap fit dan sehat selama sebelum berangkat ke Tanah Suci dan selama beribadah di sana.
Menurut Endang, perlu adanya sosialisasi secara masif kepada calon jemaah haji melalui berbagai media dan kerja sama dengan Kemenag. “Ketika Kemenag (dan Kemenkes) melakukan sosialisasi, tentu ini juga menjadi poin penting yang perlu disampaikan agar jemaah kita nanti tidak banyak yang menderita sakit,” ujarnya.
Mengenai penyakit jemaah haji yang lebih gawat lanjtnya, ini perlu ada solusi dan antisipasi agar penyakit itu tidak sampai menyebabkan kematian. Misalnya kanker, jika sejak awal sudah tingkat atau stadiumnya, Endang menyarankan calon jemaah tersebut untuk tidak diberangkatkan, karena nantinya akan menyulitkan petugas.
“Ya kalau di sana ada keluarganya, tapi kalau tidak ada akan menyulitkan petugas. Ini menjadi catatan agar jemaah haji kita dapat menjalankan ibadah dengan baik,” tutupnya.