Italia - Vatikan mengeluarkan pengumuman untuk menutup semua gereja sampai 3 April mendatang. Aturan yang dikeluarkan keuskupan ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Italia yang mengunci kota, menutup fasilitas umum, dan melarang kegiatan massal sementara.
"Sampai Jumat 3 April 2020, akses ke gereja paroki dan non-paroki Keuskupan Roma yang terbuka untuk umum dan ke bangunan keagamaan apa pun yang terbuka untuk umum, dilarang untuk semua jemaat," kata Kardinal Angelo De Donatis selaku Vikaris Roma dalam pernyataannya, dilansir dari laman Cruxnow, Jumat (13/3).
Sebelumnya pada 8 Maret, para uskup Italia mengumumkan penangguhan semua Misa umum sampai 3 April sebagai tindakan pencegahan, namun peningkatan kasus di Italia memaksa keuskupan mengambil langkah baru.
"Kami mengalami situasi kesehatan yang sangat serius. Setiap orang, khususnya, diminta untuk memiliki perhatian penuh, karena setiap kelalaian dalam mengamati tindakan kesehatan dapat membahayakan orang lain."
"Keputusan untuk menutup gereja-gereja juga bisa menjadi ekspresi dari tanggung jawab ini, ini bukan karena negara mengharuskannya, tetapi karena rasa memiliki keluarga manusia, terkena virus yang sifatnya belum kita ketahui," tambah De Donatis.
Ia juga mengimbau agar masyarakat berdoa di rumah.
"Mari kita ingat bahwa ketentuan ini adalah untuk kebaikan bersama. Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama saya, saya ada di antara mereka," kata De Donatis mengutip kata-kata Yesus dari Injil Matius.
“Saat ini, terlebih lagi, rumah kita adalah gereja domestik,” lanjutnya.
Sejarawan Gereja, Pastor Johannes Grohe dari Universitas Santa Croce di Roma mengatakan hal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengungkapkan pada zaman dahulu ketika ada wabah penyakit, yang dilakukan orang-orang justru berkumpul di gereja.
"Hingga abad ke-20, virus tidak dipahami dan ketika penyakit muncul, orang-orang berkumpul untuk berdoa di gereja, atau, misalnya di Spanyol, dalam prosesi," kata Grohe.
Saat ini Italia menjadi daerah di luar China yang terdampak virus paling parah. Negara ini mencatatkan 15.113 kasus dengan kematian mencapai 1.016.