Festival Budaya Manggarai Ke-2 Angkat Tema: Ca Nai Ca Manggarai Tana Kuni Agu Kalo

Kiki Apriyansyah | Minggu, 18 Juni 2023 - 14:06 WIB
Festival Budaya Manggarai Ke-2 Angkat Tema: Ca Nai Ca Manggarai Tana Kuni Agu Kalo
Ketua Panitia Festival Budaya Manggarai (FBM) 2023 Maswaty Mahal.
-

Jakarta - Komunitas Perempuan Manggarai (KPM) dengan bangga mempersembahkan Festival Budaya Manggarai (FBM) ke-2, yang merupakan kelanjutan dari Festival Budaya Manggarai pertama yang diadakan pada tahun 2019 lalu.

Festival Budaya Manggarai kali ini bertema “Ca Nai, Ca Manggarai, Tana Kuni Agu Kalo” (Satu Hati, Satu Manggarai, Tanah Tempat Kelahiran) ini akan digelar selama 2 hari pada Sabtu & Minggu, 24-25 Juni 2023 mendatang. 

Festival ini merupakan bentuk tanggung jawab warga Manggarai perantauan dalam menjaga karakter dan identitas budaya Manggarai di tengah derasnya arus globalisasi yang tidak bisa dihindari. Kegiatan yang diadakan mencakup Talk Show Budaya & Pendidikan, Misa Inkulturasi Budaya, Fashion Show, Pertunjukan Seni Budaya, Pentas Caci, Pertunjukan Musik dan Tarian Kolosal. 

“Kami harap Festival Budaya Manggarai ini dapat menanamkan kebanggaan akan nilai-nilai budaya Manggarai pada generasi penerus sehingga dapat dipertahankan sebagai warisan luhur turun temurun. Kami pun berharap generasi milenial akan merespon positif dengan semangat melestarikan budaya dan nilai-nilai luhurnya dalam kehidupan mereka”, ujar Ibu Maswaty Mahal, Ketua Panitia FBM 2023 saat konferensi pers di Anjungan NTT, TMII, Jakarta, Minggu 18/6/2023.

Di FBM 2023 ini KPM menggandeng Ikatan Keluarga Manggarai Bekasi (IKAMASI) & Ikatan Keluarga Manggarai Kebon Jeruk Jakarta (IKMKJ) untuk mementaskan Tarian Caci, Sanda, dan Mbata. IKAMASI akan berperan sebagai ATA ONE (tuan rumah) dan IKMKI sebagai MEKA LANDANG (tamu pendatang).

FBM 2023 juga melibatkan generasi milenial diaspora Manggarai di Jabodetabek sebagai penari & pengisi acara, Romo Dr Inosensius Sutam Pr, rohaniwan & budayawan sebagai narasumber Talk Show Budaya, Happy Heart Foundation sebagai narasasumber dalam Talk Show Pendidikan, juga Ivan Nestorman, musisi neo tradisi yang karya-karyanya menggabungkan berbagai elemen musik dengan sajian etnis Manggarai & NTT sebagai penampil dalam pertunjukan musik, serta Brigida Lourdes, seorang creative director, fashion stylist juga influencer keturunan Manggarai yang akan terlibat dalam pementasan peragaan busana. 

Festival yang juga didukung oleh Kemenparekraf ini di hari pertama akan mengadakan MISA INKULTURASI BUDAYA MANGGARAI yang dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM. Misa ini merupakan ucapan syukur dalam Perayaan Ekaristi menggunakan bahasa Manggarai dengan iringan lagu, musik tradisional dan tari-tarian Manggarai.

Yang menarik festival ini tidak hanya menampilkan berbagai atraksi seni budaya, tetapi juga Talk Show Budaya yang bertujuan menjelaskan makna filosofi dan nilai-nilai luhur dari atraksi seni & tarian Manggarai yang ditampilkan serta memperkenalkan jenis-jenis peralatan yang digunakan dan makna filosofis yang terkandung di dalamnya.

Sementara Talk Show Pendidikan akan mengenalkan program NGO Happy Heart Indonesia dalam mendukung infrastruktur pendidikan sebagai penunjang utama terselenggaranya proses pendidikan di daerah daerah yang membutuhkan. FBM juga akan menampilkan keanekaragaman olahan pangan asli, hasil pertanian, kuliner dan kerajinan khas Manggarai agar lebih dikenal dan digemari oleh diaspora Manggarai maupun khalayak umum sehingga dapat membawa dampak positif bagi perekonomian warga diaspora Manggarai di Jabodetabek maupun tanah kelahiran. 

Melalui Fashion Show “Pesona Tenunan Manggarai” diharapkan dapat menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi pada tenunan khas Manggarai sehingga para penenun di Manggarai yang sebagian besar perempuan dapat menjadikan kegiatan menenun sebagai sumber penghasilan ekonomi keluarga dan kelangsungan tenunan Manggarai pun dapat dijaga dari generasi ke generasi. 

Tarian kolosal yang dibawakan gadis-gadis Manggarai akan memvisualisasikan puisi “Narasi Perempuan Manggarai” karya Gabriel Mahal, yang menuturkan peran perempuan Manggarai dalam keindahan narasi “Roko Molas Poco” (arti harafiah: “gadis dari hutan”).

Molas Poco atau gadis hutan adalah sebutan untuk kayu yang diambil di hutan guna dijadikan tiang utama dalam membangun sebuah Rumah Gendang. Prosesi memindahkan kayu ke tempat yang akan didirikan rumah adat tersebut dinamakan Roko Molas Poco, sebuah ritual adat mulia dan suci warisan para leluhur.

Puisi ini menuturkan makna filosofis mengapa kayu tiang penyanggah utama rumah adat dipersonifikasi sebagai seorang gadis (perempuan), yaitu: “Perempuan adalah “siri bongkok" (tiang penyanggah utama) keluarga, siri bongkok masyarakat, siri bongkok bangsa, siri bongkok negara, siri bongkok penjaga keutuhan relasi harmonis manusia dengan alam yang berpuncak pada Sang Maha Pencipta” (kutipan dari puisi “Narasi Perempuan Manggarai” karya Gabriel Mahal. 

Festival Budaya Manggarai ini diharapkan akan dihadiri oleh pengunjung yang tidak terbatas pada diaspora Manggarai maupun NTT saja, tetapi juga oleh pengunjung Taman Mini Indonesia Indah baik lokal maupun mancanegara. Sampai jumpa di FBM 2023!


baca juga :