Menlu Dukung Surat Sekjen ke DK PBB Gencatan Senjata di Gaza

Agung Nugroho | Kamis, 07 Desember 2023 - 12:36 WIB
Menlu Dukung Surat Sekjen ke DK PBB  Gencatan Senjata di Gaza
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendukung Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres yang menyurati Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera menyepakati gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina
-

Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mendukung Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres yang menyurati Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera menyepakati gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina

Guterres juga mengaktifkan Pasal 99 dalam Piagam PBB yang menyerukan bahwa situasi di Gaza saat ini sangat berbahaya bagi perdamaian dunia dan minta gencatan senjata kemanusiaan segera dilakukan lagi.

“Saya mendukung surat dari Sekjen PBB ke DK PBB untuk menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Seperti yang saya tekankan di Debat Terbuka DK PBB 24 Oktober, gencatan senjata sangat penting untuk mengakhiri kekejaman dan memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza,” kata Retno dalam akun X @Menlu_RI, Kamis (7/12/2023).

"Seperti yang saya garis bawahi dalam Debat Terbuka DK PBB pada tanggal 24 Oktober, gencatan senjata segera sangat penting untuk mengakhiri kekejaman dan memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza," tulis Retno.

Pernyataan Retno ini merespons surat Guterres kepada Presiden DK PBB, Jose Javier de la Gasca Lopez Dominguez, tentang kecemasannya atas situasi di Gaza yang kian mengkhawatirkan.

Guterres mengatakan aksi Israel di Gaza selama lebih dari delapan pekan ini telah membuat "warga sipil di seluruh Gaza menghadapi bahaya besar".

"Di tengah pemboman terus-menerus yang dilakukan tentara Israel (IDF), dan tanpa tempat berlindung atau hal-hal penting untuk bertahan hidup, saya memperkirakan ketertiban umum akan segera rusak karena kondisi yang menyedihkan ini," tulis Guterres, seperti dikutip laman resmi PBB.

"Yang membuat bantuan kemanusiaan yang terbatas sekalipun tidak mungkin dilakukan," tulisnya.

Dalam surat yang menjadi langkah tak biasanya ini, Guterres menyoroti kondisi kemanusiaan di Gaza yang memburuk sehingga bisa menyebabkan bencana bagi warga Palestina.

Dia menuliskan lebih dari 15.000 orang dilaporkan tewas, dengan lebih dari 40 persen di antaranya merupakan anak-anak. Sekitar 80 persen populasi Gaza juga telah dipindahkan secara paksa ke daerah-daerah yang semakin kecil.

Jutaan orang juga mencari perlindungan di UNRWA hingga membuat kondisi "yang penuh sesak, tidak bermartabat, dan tidak higienis."

Lebih dari itu, sistem perawatan kesehatan di Gaza juga telah runtuh, dengan rumah sakit yang kini berubah menjadi medan perang.

Padahal, ribuan orang mencari perlindungan dan membutuhkan perawatan di sana. Dengan keadaan ini, Guterres menyebut akan ada lebih banyak orang yang meninggal dunia akibat tak mendapatkan obat.

"Situasi yang lebih buruk bisa terjadi, termasuk penyakit epidemi dan meningkatnya tekanan untuk melakukan pengungsian massal ke negara-negara tetangga," bunyi pernyataan Guterres.