Airlangga: Kawasan Pantura Terancam Fenomena Kenaikan Permukaan Air Laut

Kiki Apriansyah | Rabu, 10 Januari 2024 - 13:07 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa kawasan pantai utara Jawa terancam fenomena kenaikan permukaan laut dan penurunan permukaan tanah, akibat erosi hingga abrasi.

Airlangga: Kawasan Pantura Terancam Fenomena Kenaikan Permukaan Air Laut
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekenomian) Airlangga Hartarto, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian dalam Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024). Dok: Kiki Apriansyah/FIVE
-

Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Universitas Pertahanan menyelenggarakan Seminar Nasional dengan tema Strategi Perlidungan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall). 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa kawasan pantai utara Jawa terancam fenomena kenaikan permukaan laut dan penurunan permukaan tanah, akibat erosi hingga abrasi.

Akibatnya, kawasan Indonesia itu kata dia berpotensi mengalami kerugian ekonomi akibat banjir rob yang disebabkan fenomena tersebut. Di kawasan utara Jakarta saja menurutnya akan mengalami kerugian Rp 2,1 triliun per tahun, dan berpotensi naik menjadi Rp 10 triliun dalam 10 tahun mendatang.

"Jadi hanya di Jakarta sehingga tentu nilai dalam 10 tahun bisa Rp 10 triliun kerugiannya. Tentu ini berakibat langsung pada kehilangan opportunity cost," kata Airlangga dalam Strategi Perlindungan Kawasan Pulau Jawa, Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di Grand Ballroom Hotel Kempinski Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024). 

Potensi kerugian itu menurutnya akan membesar karena sebetulnya banyak aset ekonomi negara di kawasan pantai utara Jakarta. Di antaranya, ancaman banjir rob itu selalu menggentayangi lima wilayah aglomerasi, yaitu Jabodetabek, Cirebon Raya, Pekalongan Raya, Kedung Sepur, serta Gerbangkertosusila.

Di daerah itu pun ada 70 kawasan industri, 5 kawasan ekonomi khusus atau KEK, 28 Kawasan Peruntukan Industri (KPI), 5 Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI) yang berpotensi terendam banjir. Apalagi, wilayah itu juga menjadi jalur logistik nasional.

"Pak Menteri Pertahanan (Prabowo Subianto) pun mengatakan bahwa jumlah penduduk di Pantura itu 50 juta jadi yang terdampak itu 50 juta orang. Tentu tidak hanya membahayakan kelangsungan ekonomi dan infrastruktur, tetapi masyarakat," tegasnya.

"Nah ini tentunya aset ini yang kita sering sebut sebagai North Jawa koridor ekonomi ini akan terganggu kalau banjir rob," ucap Airlangga.

Oleh sebab itu, ia mengatakan, pemerintah melalui inisiasi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ingin membangun Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut (Giant Sea Wall) di kawasan utara Pulau Jawa, dari barat hingga timur.

"Sehingga dengan diluncurkan hari ini oleh Pak Menhan, mungkin ini menjadi sistem terintegrasi dari barat sampai ke timur. Kemudian, tentu proyek ini sangat diperlukan, dan detail pendanaan kita bahas hari ini," ungkap Airlangga