JAKARTA– Setelah meluncurkan Strategi Net Zero Emission atau Regionally/Locally Determined Contribution pada COP 28 Dubai, Uni Arab Emirates, serta Voluntary Local Review Sustainable Development Goals di Thailand, Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menyelenggarakan soft launching dokumen Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati di Hutan Kota by Plataran, Jakarta pada Selasa (26/03/2024).
Rencana induk ini merupakan perwujudan komitmen Otorita IKN untuk membangun kota hutan berkelanjutan yang mengedepankan perlindungan dan pengelolaan yang baik terhadap keanekaragaman hayati.
Hal ini sejalan dengan perintah dalam Instruksi Presiden mengenai pengarusutamaan kelestarian keanekaragaman hayati dalam pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, IKN membuat rencana induk ini sebagai kontribusinya terhadap target perlindungan keanekaragaman hayati dunia sebagaimana diperjuangkan melalui Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework (GBF) 2022.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono berkomitmen mendukung kampanye global pengendalian perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan dan keanekaragaman hayati.
"Dokumen ini menunjukkan langkah konkret Otorita IKN untuk melindungi dan mengembangkan keanekaragaman hayati karena Kalimantan punya keanekaragaman hayati yang luar biasa. Kami juga terbuka dengan saran dari teman-teman dari seluruh dunia untuk mewujudkan best practices pembangunan berkelanjutan,” ujar Bambang Susantono dalam dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (27/3/2024).
Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (Kehati) ini disusun dalam waktu hampir setahun, melalui rangkaian diskusi yang panjang dengan pakar, LSM, praktisi, beberapa kementerian dan pemerintah Kalimantan Timur. Baseline survey juga dilakukan untuk melengkapi dan melakukan pengkinian terhadap data biodiversitas yang ada di wilayah IKN. Akhir tahun lalu, Konsultasi Publik digelar untuk memaparkan hasil studi.
Otorita IKN melalui Kedeputian Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam melakukan penyusunan ini dengan dukungan Asian Development Bank (ADB) melalui program Sustainable Infrastructure Assistance yang didanai Pemerintah Australia.
Kegiatan soft launching berlangsung sederhana dan meriah dalam suasana penuh keakraban. Hadir dalam acara ini sejumlah duta besar negara sahabat seperti Duta Besar Australia, Penny Williams; Duta Besar Inggris, Dominic Jermey; Duta Besar Jepang yang baru, Masaki Yasushi; Duta Besar Finlandia, Jukka-Pekka Kaihilahti; dan Wakil Duta Besar Belanda, Adriaan Palm. Juga turut hadir Afke Bootsman selaku Kepala Kantor Perwakilan PBB di Indonesia dan Deputy Country Director Indonesia Resident Mission ADB, Renadi Budiman.
Terlihat pula ada USAID Mission Director untuk Indonesia, perwakilan dari Uni Eropa, akademisi terkemuka Indonesia seperti Profesor Jatna Supriatna dan Profesor Daniel Murdiyarso, Deputi BRIN, Hendrian, aktivis beberapa LSM, organisasi mahasiswa dan pecinta alam, komunitas pecinta lingkungan dan satwa, serta influencer seperti Davina Veronica, Jheremy Owen, Riza Marlon, dan masih banyak lagi yang lain.
Renadi Budiman, mewakili ADB, menyatakan karena dirinya terlibat dalam perjalanan mewujudkan dokumen ini, maka pihaknya akan mendukung kolaborasi para pihak, termasuk dengan masyarakat lokal, LSM dan sektor swasta. Dokumen ini adalah awal dari kerja kolaboratif ini.
Duta Besar Penny Williams menjelaskan berbagai dukungan Pemerintah Australia terhadap IKN. Dalam sambutannya, Penny Williams sempat menceritakan jika IKN akan dikenal sebagai “Forest City”, Canberra telah dikenal sebagai “the Bush Capital” dengan dikelilingi banyak area lindung.
“Dokumen rencana induk ini memberikan arahan yang jelas dalam mengkonservasi keanekaragaman ekosistem untuk menghantarkan Indonesia menjadi kota berkelanjutan dunia”, ungkap Dubes Williams.
Rencana Induk Kehati IKN menetapkan arah kebijakan, program, dan target untuk melindungi keanekaragaman hayati di IKN selama lima tahun mendatang (2024-2029). Dokumen ini merupakan langkah awal dalam menentukan fundamental dari kota hutan IKN saat memasuki tahap ketiga pembangunan, serta penting untuk pencapaian target 2030 Kunming-Montreal GBF.
“Saya berkesempatan mengunjungi IKN beberapa waktu lalu. Di sana saya menyaksikan bagaimana di tengah pembangunan infrastruktur yang masif, upaya melindungi lingkungan juga berjalan disertai pelibatan masyarakat lokal. Dokumen ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk memberikan contoh bagaimana menjalankan pembangunan perkotaan berkelanjutan. Kami akan terlibat mendukung pembangunan IKN melalui program ketahanan iklim”, tutur Dubes Inggris.
Perlu kita ketahui bahwa IKN merupakan bagian dari hotspot keanekaragaman hayati di Indonesia dengan tingkat endemisitas tinggi. Pada dokumen ini dituliskan data ekosistem tersisa, habitat dan spesies, serta 7 program perlindungan Kehati dengan harapan akan mewujudkan Nature Positive di IKN melalui semakin meningkatnya populasi dan jenis dari biodiversitas pada tahun 2030.
“Komitmen OIKN untuk konservasi koridor Kehati adalah langkah yang mengagumkan, Namun setiap langkah transformatif perlu diikuti aksi dalam implementasinya. Beberapa hal menjadi kunci dalam hal ini seperti rencana aksi yang terukur dengan informasi yang dapat diakses publik, mitigasi strategi untuk meminimalkan dampak, serta penerapan prinsip inklusi, green dan sirkuler ekonomi”, pesan Afke Bootsman.
Duta Besar Masaki Yasushi dalam kesempatan itu mengatakan strategi yang dimuat dalam dokumen ini sejalan dengan beberapa tema kerja sama Jepang-Indonesia. Jepang sudah lama mendukung pemulihan mangrove.
"Dalam dokumen ini disebutkan pentingnya perlindungan Teluk Balikpapan dimana terdapat ekosistem mangrove. Pemerintah Jepang siap berkontribusi untuk perlindungan kehati di IKN," ujar dia.
Sebagai bagian dari kegiatan ini, digelar pula dialog bersama Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN, Myrna Safitri serta Willie Smits selaku anggota Komite Environmental, Social, and Governance (ESG) IKN. Mahasiswa, influencer dan komunitas pecinta hewan aktif dan kritis mengajukan pertanyaan dalam dialog ini.
“Dokumen ini tidak akan berarti apa-apa tanpa bantuan dari seluruh pihak. Setidaknya kami perlu dukungan untuk memperkaya data dan mengembangkan teknologi, melakukan kampanye pentingnya biodiversitas dalam pembangunan IKN dan pemantauan secara efektif dan bertanggung jawab agar pembangunan IKN tetap berada di koridor yang menjaga kekayaan kehati ini,” disampaikan Deputi Myrna dalam penutupan kegiatan.