Hutan Lestari Kunci Mencapai FOLU Net Sink 2030

Ardy | Selasa, 02 April 2024 - 10:24 WIB
Dia menekankan pentingnya semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, aktivis lingkungan, dan elemen masyarakat lainnya untuk bahu membahu melakukan berkontribusi ide dan pemikiran serta kegiatan nyata di tingkat tapak untuk merehabilitasi dan menjaga hutan di Indonesia.

Hutan Lestari Kunci Mencapai FOLU Net Sink 2030
Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto
-

Jakarta - Indonesia telah menargetkan untuk mencapai FOLU Net Sink 2030. Targetnya adalah menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lain (Forestry and Other Land Use) sehingga lebih rendah dibandingkan penyerapannya.

Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto menjelaskan, pohon dan tutupan hutan merupakan kunci untuk mencapai FOLU Net Sink 2030. Hal ini dikarenakan mampu menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan bagi umat manusia. Pohon juga mampu menjaga suhu udara dan mengurangi terjangan angin. Pada ekosistem mangrove, pohon menjadi biofilter dari berbagai racun dan limbah sehingga bisa menjernihkan air. 

“Pohon menjadi solusi bagi banyak persoalan polusi yang kita hadapi,” katanya.
Agus melanjutkan, pohon dan hutan menyediakan tempat hidup bagi berbagai keanekaragaman hayati bernilai penting. Hutan juga bisa menjadi sumber untuk beragam obat-obatan yang dibutuhkan manusia.

Dia menekankan pentingnya semua pihak, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, aktivis lingkungan, dan elemen masyarakat lainnya untuk bahu membahu melakukan berkontribusi ide dan pemikiran serta kegiatan nyata di tingkat tapak untuk merehabilitasi dan menjaga hutan di Indonesia.

Kemudian Agus juga menyoroti keberhasilan kegiatan rehabilitasi gambut dan mangrove di Sei Pakning. Menurut dia, hal itu tidak lepas dari pelibatan masyarakat pada setiap kegiatan yang dilaksanakan.

“Keberhasilan rehabilitasi ini tidak hanya berdampak kepada Riau, atau Indonesia saja, tetapi juga berdampak positif pada dunia. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia akan terus berupaya untuk terus mendorong pelestarian lingkungan hutan melalui berbagai program dan kebijakan,” katanya. 

Selain itu, Agus mengatakan kinerja ekspor hasil hutan Indonesia telah menunjukkan tren perbaikan memasuki awal tahun 2024 di tengah kondisi pasar yang penuh ketidakpastian akibat situasi geopolitik dan ekonomi global.

"Kalau tren positif ini bisa ditingkatkan, kami berharap kinerja ekspor produk hasil hutan setidaknya menyamai capaian tahun 2023 lalu," katanya.

Data KLHK mencatat, ekspor hasil hutan Indonesia pada tiga bulan pertama 2024 mencapai 3,5 miliar dolar AS yang mana kontributor terbesar terdiri produk pulp 798,05 juta dolar AS, kertas 1,1 miliar dolar AS, dan panel kayu 582,7 juta dolar AS.

"Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, catatan ekspor sampai Maret terjadi pertumbuhan 8,3 persen atau mengalami rebound setelah hampir sepanjang 2023 pertumbuhan tercatat negatif. Seperti pada September 2023, pertumbuhan tercatat minus 10,4 persen,"pungkasnya.