Pemerintah Bakal Kembalikan Sembilan Kerangka Tentara Jepang

Agung Nugroho | Jumat, 28 Juni 2024 - 19:25 WIB
Pemerintah RI dalam hal ini Kemendikbudristek bakal mengembalikan sembilan kerangka tubuh tentara Jepang yang meninggal dunia saat Perang Dunia II

Pemerintah Bakal Kembalikan Sembilan Kerangka Tentara Jepang
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, penemuan sembilan kerangka ini merupakan hasil positif setelah pada 2019 ditandatangani kesepakatan kerja sama . Dok: Ist
-

Jakarta – Pemerintah RI dalam hal ini Kemendikbudristek bakal mengembalikan sembilan kerangka tubuh tentara Jepang yang meninggal dunia saat Perang Dunia II di Biak Numfor, Papua.

Dalam masa itu, salah satu pertempuran antara tentara Jepang dan Amerika terjadi di Kepulauan Biak – Numfor, Papua. Setelah 80 tahun berlalu, Tim Teknis Gabungan Indonesia dan Jepang berhasil mengumpulkan sembilan kerangka manusia yang diduga kuat sebagai tentara Jepang yang gugur pada Perang Dunia II di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.

Menurut Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid, penemuan sembilan kerangka ini merupakan hasil positif setelah pada 2019 ditandatangani kesepakatan kerja sama antara pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemendikbudristek dan Kedubes Jepang. Penandatanganan itu mencakup usaha ekskavasi, sisa-sisa, jasad dari para serdadu Jepang yang meninggal waktu Perang Dunia II, khususnya di daerah Papua.

Hilmar Farid menjelaskan kerangka itu ditemukan tim yang melakukan penelitian pada 20-30 Mei lalu. "Tim Teknis Gabungan melaksanakan kegiatan di Pulau Biak pada tanggal 20-30 Mei 2024. Tim ini berhasil mengumpulkan sejumlah kerangka yang diperkirakan merupakan sembilan individu tentara Jepang yang gugur," ucap Hilmar seperti dikutip melalui siaran pers, Jumat (28/6/2024).

Dia mengatakan terlepas dari sejarah masa lalu, tentunya upaya ini merupakan misi pemerintah untuk memuliakan manusia, sekaligus pengingat agar tidak terulang di masa mendatang. Hilmar menyatakan tim bakal mendalami siapa nama kerangka dan keluarganya yang masih ada hingga saat ini.

Oleh karena itu, lanjut Hilmar mengatakan kegiatan ini sarat dengan nilai kemanusiaan yang merupakan salah satu nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesia. (Gun)