Seleksi Tahap Akhir, Otoritas UEA Puji Kualitas Imam Masjid Indonesia

Fuad Rizky Syahputra | Senin, 15 Juli 2024 - 17:33 WIB
Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Tahap III Seleksi Calon Imam Masjid asal Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA). Proses seleksi berlangsung di Jakarta, 10 - 12 Juli 2024.

Seleksi Tahap Akhir, Otoritas UEA Puji Kualitas Imam Masjid Indonesia
Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin (kanan). Dok: Kemenag
-

Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Tahap III Seleksi Calon Imam Masjid asal Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA). Proses seleksi berlangsung di Jakarta, 10 - 12 Juli 2024.

Pada tahap ini, hadir tiga penguji dari UEA, yakni Syekh Taleb Alshehhi, Syekh Abdulla Alrashdi, dan Syekh Anas Najib Alaoui.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah UEA atas kerja sama yang dilakukan sejak 2017.

Program itu, menurutnya, sangat berharga, karena menjadi wadah bagi para imam asal Indonesia menunjukkan kualitasnya.

“Program ini juga menjadi kehormatan bagi Indonesia. Kami berharap terus berlanjut,” papar Kamaruddin di Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Dikatakannya, para imam masjid asal Indonesia yang bertugas di UEA sangat disukai masyarakat di sana.

“Mereka disukai. Selain fasih, suara merdu, kedisiplinan, dan keramahan akhlaknya, pemahaman agama yang wasathiyah juga menjadi keunggulan imam-imam asal Indonesia,” imbuh Kamaruddin.

Kamaruddin mengungkapkan, syekh asal UEA juga menyampaikan bahwa kualitas imam asal Indonesia termasuk yang terbaik, secara kapasitas maupun kualitas.

Kamaruddin menyebut, saat ini ada 111 imam masjid asal Indonesia di UEA. Tahun ini, pihaknya berharap bisa memenuhi hingga total 200 imam sesuai yang ditargetkan.

“Selamat kepada peserta yang lulus di tahap ini. Semoga yang terpilih dan bertugas di UEA mampu menjadi Duta Indonesia dan menyebarkan Islam washatiyah,” papar Kamaruddin.

Kamaruddin menambahkan, selain dengan UEA, Kemenag juga membuka peluang kerja sama pengiriman imam masjid dengan negara lain.

"Kita siap menjalin kerja sama dengan negara Timur Tengah atau negara lainnya seperti Amerika Serikat, Jepang, hingga Korea sebagai upaya peningkatan hubungan dan kerja sama luar negeri pada bidang agama," tegas Kamaruddin.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Subdit Kemasjidan, Akmal Salim Ruhana mengatakan, seleksi tahun ini merupakan angkatan ketujuh.

Dari 483 pendaftar, lolos administrasi 334 peserta. Setelah melalui tes CAT dan wawancara online, terpilih 113 peserta. Mereka lah yang diwawancara tiga syekh dari UEA pada tahap III ini.

“Dari proses itu, kami berharap bisa terpilih banyak imam, untuk menyusul imam yang kini telah berada di UEA,” imbuh Akmal.

Selain untuk masjid di UEA, program seleksi dan pembinaan imam ini juga bertujuan meningkatkan kualitas imam masjid dalam negeri.

"Sebagai negara dengan jumlah masjid terbanyak, Indonesia tentu memerlukan imam-imam masjid yg lebih banyak dan dengan kualitas baik," pungkasnya.