Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga

Pagelaran Kebudayaan Mengangkat Nilai Ekonomi Masyarakat

Agung Nugroho | Kamis, 19 September 2024 - 15:11 WIB
Seluruh kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menunjukan kebudayaannya masing-masing dengan pakaian adat yang unik, seni tarian yang sangat menawan. Kain-kain yang ditampilkan juga mempunyai etnik yang khusus dari setiap kabupaten.

Pagelaran Kebudayaan Mengangkat Nilai Ekonomi Masyarakat
Kapolda NTT, Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga.
-

Jakarta - Memulai karirnya sebagai Wakapolsek Asembagus, Kapolsek Besuki dan Kapolsek Tanjung Duren, karir Daniel Tahi Monang Silitonga terus menanjak dengan menempati berbagai jabatan di Polri. Pernah menjabat sebagai Wadirtipideksus Bareskrim Polri pada 2017 dan Karobinopsnal Bareskrim Polri pada 2019. Pada 2019 juga Daniel pernah menjabat sebagai Dirtipideksus Bareskrim Polri.

Putera Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi ini merupakan lulusan dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1990. Suami dari Kathy Devi Sirait, ini juga pernah menduduki jabatan sebagai Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I Sespim Lemdiklat Polri.

Selain itu, ia pernah ditunjuk menjadi Kapolda Papua Barat pada 20 Juni 2022 dan sekarang ditugaskan sebagai Kapolda NTT.

Dalam sebuah wawancara khusus dengan wartawan Majalah FIVE Agung Nugroho, Daniel memaparkan pokok-pokok pemikirannya terkait idenya menggelar Fashion Carnaval Pagelaran Kebudayaan Bhayangkara dalam menyambut HUT Bhayangkara Ke-78. Berikut petikannya:

Apa yang mendorong Anda untuk menggelar Pagelaran Budaya dalam menyambut HUT Bhayangkara Ke-78 ?

Jadi maksud dan tujuan menggelar Fashion Carnaval Pagelaran Kebudayaan Bhayangkara, karena kami disini melihat potensinya minim. Apa yang bisa terlibat dari Polda NTT di dalam hal tersebut supaya bisa mengangkat nilai ekonomi masyarakat.

Salah satunya meningkatkan kegairahan, kearifan lokal dan budaya. Dalam rangka HUT Bhayangkara itu biasanya dengan pertandingan, akan tetapi pada saat kemarin itu saya rapatkan dengan jajaran staf Polda NTT agar mengangkat budaya dan kearifan lokal yang dimiliki oleh NTT, dan itu sangat banyak. Setiap kabupaten disini punya budaya, kenapa kita tidak buat hal seperti itu, dengan adanya pawai tersebut masyarakat juga bisa menonton.

Pagelaran Kebudayaan Bhayangkara kemarin itu bisa terlaksana dengan baik, dan seluruh kabupaten telah menunjukan kebudayaannya masing-masing dengan pakaian adat yang unik, seni tarian juga yang sangat menawan, kain-kainnya juga mempunyai etnik yang khusus dari setiap kabupaten.

Bagaimana pandangan masyarakat dari kegiatan ini ?

Tanggapan dari masyarakat sangat positif. Maksudnya dari hal positif itu masyarakat sudah lama menantikan pagelaran Fashion Carnaval Kebudayaan yang menampilkan budaya-budaya, etnik dan segala macam. Saya juga berharap kepada jajaran staf Polda NTT untuk mengagendakan setiap tahunnya dapat mengangkat potensi kebudayaan seperti pawai budaya, tari-tarian daerah dan produkproduk UMKM lokal mungkin bisa kita pamerkan.

Pada saat sore kita bisa menampilkan pawai budaya, malam hari bisa menampilkan busana atau pakaian daerahnya masing-masing dan menggelar bazar produk UMKM, makanan lokal itu yang kemarin kita tampilkan di Polda NTT. Saya juga melihat antusias dari masyarakat mulai meningkat.

Kenapa mengangkat kebudayaan ?

Karena saya pikir yang paling cepat untuk bisa mengangkat roda ekonomi sampai paling bawah misalkan dari pedagang benang, penjahit dan segala macam hal itu semua ada di daerah atau di perdalaman pedesaan. Kemudian juga ada pembuat makanan, pembuat pernik atau aksesoris khas daerah itu adanya di pedesaan.

Misalkan produk UMKM lokal laku saja sekitar 1000 unit itu bisa mengangkat budaya lokal dan roda ekonomi bagi pelaku UMKM itu sendiri. Selama ini tidak ada yang memperhatikan mengenai hal itu, maka pihak Polda NTT mengangkat dan keinginan masyarakat untuk mencintai kembali kearifan lokal dan budaya.

Ada berapa penampilan fashion kebudayaan di acara itu ?

Ada sekitar 21 ragam budaya dari masing-masing kabupaten. Disini misalnya juga ada kain tenun yang berbeda disetiap kabupaten dan yang membedakan kain tenun itu adalah coraknya. Kalau alat pembuat tenun mungkin hampir sama namanya yaitu alat tenun bukan mesin.

Akan tetapi dari corak, pewarna dan besarnya benang itu berbeda dari setiap kabupaten, itu yang kemarin dipamerkan dalam Fashion Carnaval Pagelaran Kebudayaan Bhayangkara di Polda NTT. Menurut saya kalau saja ini bisa diagendakan secara nasional mungkin wisatawan dari mancanegera akan melihat pawai kebudayaan di NTT.

Karena saat pawai kebudayaan pihak Polda NTT juga berkerjasama dengan media agar bisa dimasukan melalui kanal YouTube, bagi yang mempunyai link ke internasional agar diperlihatkan kebudayaan dari NTT.

Tidak hanya berkerja sama dengan media untuk mengangkat kearifan lokal dan budaya, Polda NTT bersama jajaran Polres juga bisa berkerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata disetiap daerahnya. Saya juga berharap untuk kedepannya bisa berkolaborasi berkerja sama agar keinginan membangun kebudayaan ini bisa secara bersama-sama. Polda NTT ini hanya sebagai pemantik saja, sebenarnya vokal poinnya itu ada di pemerintahan provinsi.

Bagaimana pariwisata berada di NTT ?

Daerah-daerah wisata di NTT sangat bagus dan memiliki pantai yang unik. Khususnya pemerintahan pusat telah membangun Labuan Bajo. Setelah kita mempelajari Labuan Bajo saat itu adalah agar bisa menjadi tempat destinasi wisata seperti halnya Bali.

Mungkin saja tempat wisata di Labuan Bajo ini bisa berusaha agar memiliki keunikan tersendiri supaya masyarakat maupun wisatawan mancanegara bisa datang ke Labuan Bajo. Misalkan tempat wisata di Labuan Bajo dengan menyajikan tempat pusat jajanan dengan harga yang murah, keamanan bagus, wisatawan mancanegara maupun lokal bisa kita tangani dengan baik.

Kemudian ada para pedagang yang melakukan pengemplangan harga sudah saya perintahkan untuk merazia dan penindakan terhadap penjualan makanan, pernik ataupun aksesoris agar harganya dijual dengan sewajarnya. Itulah yang mau kita tekankan kepada masyarakat agar hal tersebut bisa menjadi nilai yang diangkat di Labuan Bajo.

Supaya wisatawan mancanegara maupun lokal agar bisa bermalam lebih lama atau datang kembali dengan membawa rombongan yang lainnya.

Anda melihat ada potensi sektor pariwisata di NTT bisa berkembang ?

Potensi itu ada, tapi masyarakat juga jangan memberikan tarif dengan harga yang tidak sewajarnya, begitu juga tarif penginapan agar memberikan kesan yang baik bagi wisatawan yang datang ke Labuan Bajo maupun tempat wisata lainnya di NTT.

Upaya apa yang dilakukan Polda NTT agar masalah kenaikan tarif yang tidak wajar di tempat wisata bisa ditekan ?

Jadi gini, kita ini sebenarnya hanya membantu. Tugas itu sebenarnya ada di Pemda, Satpol PP dan dinas terkait. Tetapi cara yang paling tepat dilakukan adalah memberikan edukasi kepada seluruh pelaku ekonomi kerakyatan agar mereka menyadari, jangan sampai turis yang datang itu sakit hati sehingga mereka tidak mau datang lagi.

Tapi kalau mereka puas, besok-besok akan datang lagi. Namun kami juga berkerja sama dengan Pemda dengan terus mengedukasi masyarakat untuk membangun kesadaran dengan tidak menaikan tarif yang tidak wajar.

Misalnya ?

Misalnya tarif harga kapal jangan sampai naik tidak wajar. Ada beberapa waktu yang lalu saya memerintahkan jajaran Polres untuk bertindak tegas terhadap orang-orang yang mengambil kesempatan, misalnya orang sudah masuk kapal baru dikenakan harga tinggi, sehingga mereka mau komplain tentang tarif harga tersebut itu kepada siapa, hanya ada kita disitu yang bisa mengawasi.

Apa tujuan melakukan penindakan tegas terhadap pelaku yang menaikan tarif harga di Labuan Bajo ?

Tujuan kita sebenarnya bukan untuk berperang dengan pelaku usaha, tujuan kita hanya menyadarkan mereka bahwa kalau turis tidak datang darimana mereka bisa dapat duit. Kalau setiap tahun turis yang datang itu bertambah, saya kira ekonomi lokal juga akan bergerak. Jadi apa yang kita lakukan dalam upaya menopang roda ekonomi di daerah berjalan terus dan itu saya kira juga bisa membangun ekonomi nasional.

Apa saja sanksi bagi para pelaku usaha yang menaikan tariff harga tinggi ?

Selain kena Undang-Undang Perdagangan dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan jika ada ada pemalsuan dan penipuan kita sanksi dengan hukuman pidana. Tapi itu upaya terakhir yang kita lakukan, untuk tahap awal sifatnya masih peneguran, pemberitahuan dan peringatan. Tapi kalau masih bandel juga, terpaksa diberikan peringatan keras dengan aturan yang ada.

Hal apa saja yang Anda tekankan kepada anggota Polri dan Pejabat di Polda NTT dalam pelayanan kepada masyarakat ?

Pertama, saya menyampaikan kepada seluruh para pejabat, menekan para pejabat agar mereka mengawasi anggota supaya mereka siap hati untuk melaksanakan tugasnya. Kedua, yang menjadi kebijakan saya adalah mereka harus melayani masyarakat dengan hati.

Jadi kalau mereka tidak melayani dengan hati maka akan muncul hal-hal lain diluar dari keinginan masyarakat. Ketiga, mereka harus berkerja sama dengan Pemda, aparat TNI dan stakeholder keamanan, maupun stakeholder yang ada di lapangan seperti tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, tokoh agama, itu menjadi penting untuk kita bersama-sama hadir ditengah masyarakat.

Keempat, saya juga menekankan kepada para anggota maupun pejabat yang ada di Polda NTT harus menjadi contoh ditengah masyarakat. Contoh dalam hal kebaikan, ketertiban, kedisplinan dan itu saya selalu tekankan agar mereka memulainya dari rumah sendiri bersama keluarganya.

Seperti jadi bapak yang baik, kalau polwan jadi ibu ataupun mama yang baik, menjadi idola bagi isterinya, menjadi idola bagi anakanaknya ataupun menjadi idola bagi keluarganya, itu penting sekali.

Bagaimana cara mengevaluasinya ?

Cara evaluasinya misalnya dengan siapa yang tertib melakukan kegiatan yang sudah diprogramkan. Seperti apel pagi, olahraga, pelaksanaan kegiatan keagamaan misalnya ibadah setiap hari Kamis, kita laksanakan disini.

Itu saya absen karena itu salah satu menurut saya adalah metode kuatifikasi dari kegiatan kualitatif. Jadi empat hal itu yang selalu saya tekankan dan saya ingatkan kepada anggota polisi agar menjadi orang yang bisa menjadi teladan di masyarakat.