Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengajak publik ikut mengawasi dari program pembangunan tiga juta rumah setiap tahun.
Menurut mantan anggota DPR ini, dengan adanya keterbukaan dan pengawasan dari publik pihaknya dapat menerima berbagai masukan dan saran tanpa dibatasi birokrasi.
“Menurut saya keterbukaan itu adalah kekuatan kami. Mungkin diawasi oleh publik selain BPK, BPKP, Kepolisan Kejaksaan, KPK dan DPR tentunya. Kami sangat senang jika publik ikut mengawasi, sehingga kami bisa mendapatkan masukan dari manapun tanpa dibatasi oleh birokrasi,” ujar Maruarar atau akrab disapa Ara kepada wartawan usai rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, Senin (4/11).
Mengenai biaya pembangunan rumah tersebut, Ara mengaku, anggaran untuk kementerian yang dipimpinnya terbilang sangat minim. Usai adanya penurunan alokasi anggaran dari tahun 2024 Rp 14 triliun turun menjadi Rp 5 triliun pada tahun 2025.
“Anggaran pasti kurang kalau mengacu kepada APBN 2025, enggak mungkin itu. Tapi apakah kita menyerah? Apakah kita menjadi pesimis?,” tanyanya.
“Tentu saya sebagai menteri yang diangkat oleh Presiden Prabowo, ya saya harus berusaha membangun kepercayaan bahwa yang kami lakukan ini benar. Keterbukaan publik, anti korupsi, efesiensi dan gotong royong. Saya merasa itu yang harus kami lakukan untuk mencapai tujuan itu. Karena tanpa gotong royong, tanpa kebersamaan ya enggak bisa,” jelasnya.
Meski demikian, Ara berkeyakinan target tersebut bisa dicapai asal dengan menggunakan konsep gotong royong yang artinya anggaran yang digunakan tidak sepenuhnya mengggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Angka tiga juta itu adalah hasil dari penataan ekosistem bagi semua pihak, pemerintah, swasta, dalam negeri, luar negeri untuk terjun membangun perumahan.
“Anggaran kami kecil tapi tidak membuat kami kalah. kami yakin dengan konsep gotong royong dari founding father kita, kita bisa selesaikan permasalahan ini. Nanti saya kasih data-datanya, betapa anggaran makin berkurang tapi target makin tinggi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ara mengusulkan program tiga juta rumah menggunakan konsep gotong royong.
Adapun program tiga juta rumah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto untuk mengentas masalah backlog perumahan.
"Saya sudah sampaikan kepada Pak Presiden konsep saya. Kalau diterima, gabungan ini adalah gotong royong semua," kata Ara.