Perkuat Sinergi dan Kualitas, Penyuluh Agama Kristen Sulawesi Selatan Hadirkan Strategi Baru

Fuad Rizky Syahputra | Jumat, 15 November 2024 - 14:26 WIB
Kita perlu memastikan bahwa setiap kegiatan yang kita lakukan membawa hasil konkret. Jangan hanya berfokus pada pelaksanaan tanpa hasil yang dapat dirasakan masyarakat. Dampak yang nyata dan berkesinambungan adalah tujuan utama kita.

Perkuat Sinergi dan Kualitas, Penyuluh Agama Kristen Sulawesi Selatan Hadirkan Strategi Baru
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen, Jeane Marie Tulung, membuka secara resmi Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Kristen. Dok: Bimas Kristen.
-

Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen, Jeane Marie Tulung, membuka secara resmi Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Agama Kristen Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2024. Acara yang berlangsung di Sa'pak Bayobayo, Sangalla, Tana Toraja ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Direktur Urusan Agama Kristen, Dr. Amsal Yowei, serta Kasubdit Penyuluh, Suriana Sitompul.

Sebanyak 64 peserta yang terdiri dari Penyuluh Agama Kristen PNS, P3K, serta Kepala Seksi dan Penyelenggara Kristen dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Selatan turut serta dalam pertemuan ini.

Rapat koordinasi yang digelar pada 8-9 November ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi, melakukan evaluasi program, serta menyusun rencana kerja bagi para penyuluh.

Ketua Panitia, Pdt. Mareli Waruwu, dalam sambutannya menyampaikan lima tujuan utama kegiatan ini, yaitu meningkatkan sinergi antarpenyuluh dan pemerintah, meningkatkan kualitas penyuluhan, dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam penyuluhan agama Kristen di Sulawesi Selatan.

Ia berharap kegiatan ini mampu memperkuat kualitas pelayanan penyuluhan serta mempererat silaturahmi antarpenyuluh se-Sulawesi Selatan.

Dalam arahannya, Dirjen Bimas Kristen, Dirjen Marie Tulung, menekankan pentingnya pemahaman mendalam terhadap tugas pokok dan fungsi para penyuluh. Beliau menegaskan bahwa efektivitas dan target yang jelas sangat diperlukan dalam kegiatan penyuluhan agar dapat menciptakan dampak nyata bagi masyarakat.

“Kita perlu memastikan bahwa setiap kegiatan yang kita lakukan membawa hasil konkret. Jangan hanya berfokus pada pelaksanaan tanpa hasil yang dapat dirasakan masyarakat. Dampak yang nyata dan berkesinambungan adalah tujuan utama kita,” tutur Dirjen.

Dirjen juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara penyuluh dengan lembaga pemerintah dan perguruan tinggi, terutama dalam mengimplementasikan program seperti Desa Moderasi Beragama.

Program ini bertujuan untuk menciptakan desa yang hidup rukun dengan berbagai latar belakang agama serta membangun ekonomi kreatif melalui kerjasama dengan perguruan tinggi dan pemerintah daerah.

Di samping itu, Dirjen mengingatkan perlunya inovasi dalam metode penyuluhan. Beliau mendorong para penyuluh untuk lebih kreatif dalam menghadapi tantangan kemanusiaan, seperti isu stunting dan perdagangan manusia yang terjadi di sejumlah daerah.

Harapannya, kegiatan Pokjaluh ini dapat meningkatkan toleransi dan kebersamaan antarumat beragama, serta memperkuat karakter generasi muda dengan nilai-nilai agama yang kuat.

Sebagai penutup, Dirjen Bimas Kristen menggarisbawahi pentingnya komitmen yang tak tergoyahkan dari setiap penyuluh dalam mengemban tugas mulia ini.

Beliau menekankan bahwa pelayanan yang diberikan bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah panggilan yang menuntut dedikasi penuh dan integritas tinggi.

“Jangan pernah berhenti berinovasi dan jangan biarkan tantangan melemahkan semangat kita. Jadilah penyuluh yang membawa cahaya, yang mampu menginspirasi, dan memberikan dampak nyata dalam kehidupan masyarakat. Tugas kita adalah menanam benih perubahan dan kedamaian yang berkelanjutan,” pesan Dirjen penuh makna.

Ia mengajak seluruh penyuluh untuk menjalankan tugas dengan rasa tanggung jawab yang tulus, demi menghadirkan harmoni dan ketenteraman yang sejati bagi Sulawesi Selatan dan Indonesia.