Jakarta - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) bersama Lembaga Administrasi Negara (LAN) berkomitmen memperkuat posisi strategis widyaiswara dalam mencetak aparatur sipil negara (ASN) yang kompeten dan siap menghadapi tantangan zaman.
Komitmen tersebut ditegaskan dalam pertemuan antara Menteri PANRB Rini Widyantini, Kepala LAN Muhammad Taufiq, dan perwakilan Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI) yang berlangsung di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Rabu 30/4/2025.
“Pertemuan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat sinergi, serta menegaskan kembali komitmen kita dalam membangun ekosistem pembelajaran ASN yang kolaboratif dan berkelanjutan,” ujar Menteri Rini.
Menurutnya, widyaiswara bukan hanya pengajar, tetapi agen perubahan dalam membentuk karakter ASN yang adaptif, inovatif, dan terus belajar. Ia menekankan pentingnya pergeseran paradigma dari sekadar pelatihan ke arah pembelajaran bermakna.
“Perubahan tidak bisa lagi mengandalkan pendekatan lama. ASN harus menjadi pembelajar aktif, dan widyaiswara hadir sebagai penggeraknya,” tegas Menteri Rini. “Sudah saatnya kita berpindah dari sistem training ke sistem learning yang kontekstual dan berorientasi solusi.”
Wakil Menteri PANRB Purwandi Arinto menambahkan bahwa penguatan widyaiswara mencakup pengembangan di tiga aspek utama ,ubtansi, mentodologi,dan evaluasi pembelajaran. Tak kalah penting, kata dia, adalah menjaga pembinaan karier jabatan fungsional widyaiswara agar tetap adil dan proporsional.
“Pengembangan widyaiswara harus berjalan seimbang, menggabungkan pendekatan top-down dari kebijakan, dan bottom-up dari kebutuhan di lapangan,” jelas Purwadi.
Sementara itu, Kepala LAN Muhammad Taufiq menegaskan bahwa penguatan peran widyaiswara tidak hanya soal pengisian formasi jabatan, tetapi menciptakan SDM Pembelajar yang mampu mentranformasi birokrasi dari dalam.
“LAN telah mengambil langkah konkret seperti pembaruan sistem seleksi, penyusunan skema sertifikasi kompetensi, hingga pengembangan platform pembelajaran berkelanjutan seperti Community of Practice (CoP) dan microlearning,” ungkap Taufiq.
LAN juga menggandeng organisasi profesi seperti APWI untuk memperkuat jejaring pembelajaran nasional, meningkatkan etika profesi widyaiswara, serta mendorong kontribusi dalam publikasi ilmiah
Transformasi ini diperkuat dengan terbitnya Peraturan Menteri PANRB Noo. 18 Tahun 2024, yang menjadi payung hukum penguatan peran Jabatan Fungsional Widyaiswara dalam sistem pengembangan kapasitas ASN berbasis Corporate University (Corpu).
Model Corpu ini menekankan pentingnya pembelajaran berbasis kebutuhan riil instansi, kolaborasi, serta pemanfaatan teknologi untuk menjawab dinamika perubahan yang cepat.
Di akhir audiensi, Menteri Rini menegaskan bahwa keberhasilan reformasi birokrasi tidak bisa lepas dari kualitas pembinaan yang dilakukan para widyaiswara. Ia berharap semua pihak terkait dapat bergerak bersama memperkuat ekosistem pembelajaran ASN.
“Kita tidak hanya ingin mencetak ASN yang kompeten, tetapi juga ASN yang mampu beradaptasi dan berinovasi di tengah tantangan global. Di sinilah peran strategis widyaiswara sebagai katalis perubahan birokrasi,” tutup Menteri Rini.