Indonesia Proaktif Hadapi Tantangan Perdagangan Global, Jajaki Peluang Kerja Sama Strategis dengan Thailand

Kiki Apriyansyah | Selasa, 20 Mei 2025 - 12:23 WIB
Menanggapi ketidakpastian kebijakan perdagangan global akibat tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, Indonesia mengambil langkah proaktif dengan menjalin komunikasi intensif bersama AS dan negara mitra utama lainnya.

Indonesia Proaktif Hadapi Tantangan Perdagangan Global, Jajaki Peluang Kerja Sama Strategis dengan Thailand
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech mewakili Presiden RI Prabowo Subianto dalam ajang CEO Forum with Thailand Businesses yang digelar di Bangkok, Thailand, Senin (19/05/2025).
-

Bangkok - Di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan global yang dipicu oleh penerapan tarif resiprokal dalam kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, Indonesia mengambil langkah proaktif guna melindungi kepentingan nasional dan memperkuat posisi dalam sistem perdagangan internasional.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa Indonesia telah menjalin komunikasi intensif dengan Amerika Serikat serta mitra-mitra dagang utama lainnya sebagai bentuk respons terhadap dinamika global. Hal ini disampaikannya saat menyampaikan keynote speech mewakili Presiden RI Prabowo Subianto dalam ajang CEO Forum with Thailand Businesses yang digelar di Bangkok, Thailand, Senin (19/05/2025).

“Indonesia secara proaktif terlibat dengan Amerika Serikat untuk memulai negosiasi perdagangan. Upaya-upaya ini mencerminkan komitmen kami untuk melindungi kepentingan nasional sekaligus berkontribusi pada sistem perdagangan internasional yang stabil dan berbasis aturan,” ujar Airlangga.

Seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global, Indonesia mempercepat reformasi kebijakan perdagangan dan investasi. Pemerintah merelaksasi regulasi serta mempererat kerja sama bilateral, termasuk dengan Thailand sebagai mitra strategis kawasan. Langkah ini dinilai krusial dalam mendorong arus perdagangan dan investasi yang lebih sehat.

Hubungan ekonomi Indonesia–Thailand pun menunjukkan tren positif. Sepanjang 2024, nilai ekspor Indonesia ke Thailand mencapai USD7,7 miliar, dengan komoditas unggulan seperti batu bara, suku cadang otomotif, dan baja. Sebaliknya, impor dari Thailand tercatat sebesar USD9,7 miliar, yang didominasi oleh produk pertanian, otomotif, dan mesin.

Dari sisi investasi, Thailand telah menanamkan modal senilai USD1,06 miliar di Indonesia sepanjang 2020–2024 melalui lebih dari 1.800 proyek di sektor-sektor strategis seperti pertanian, energi, logistik, dan manufaktur.

Dalam forum tersebut, Menko Airlangga juga menekankan pentingnya memanfaatkan kekuatan ekonomi kawasan ASEAN. Sepanjang 2024, pertumbuhan ekonomi ASEAN mencapai 4,8% dengan dorongan kuat dari konsumsi rumah tangga dan peningkatan investasi pada sektor kendaraan listrik, pusat data, dan semikonduktor. Nilai perdagangan barang ASEAN tumbuh 8,9% menjadi USD3.841 miliar, sementara arus masuk FDI mencapai USD234 miliar.

Menghadapi 2025, pertumbuhan ASEAN diproyeksikan mencapai 4,7% meski dibayangi oleh risiko eksternal termasuk kebijakan proteksionis dari AS. Untuk itu, Indonesia membuka peluang strategis bagi pelaku usaha Thailand dalam sektor hilirisasi mineral, ekosistem kendaraan listrik, serta pengembangan infrastruktur digital dan pusat data.

“Indonesia berkomitmen memperkuat kemitraan publik-swasta melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta proyek kolaboratif di bidang transportasi dan energi,” tambah Airlangga.


baca juga :