JAKARTA - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Ahmad Muzani mengajak seluruh warga negara untuk terus menjaga konsensus kebangsaan yang menjadi dasar berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal ini disampaikan Muzani dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama alumni Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KBPII) di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (3/8/2025).
Dalam sambutannya, Muzani menyoroti nilai historis Gedung GBHN yang dahulu menjadi tempat perumusan Garis-Garis Besar Haluan Negara, serta lokasi penting saat amandemen UUD 1945 digelar di masa reformasi.
"Gedung ini menjadi saksi sejarah penting bangsa. Di sinilah arah haluan negara pernah dirancang dan disepakati. Hari ini, pelantikan alumni KBPII berlangsung di gedung yang penuh sejarah ini, dan itu merupakan sebuah kehormatan besar," kata Muzani.
Ia menyebut pelantikan alumni KBPII tersebut bertepatan dengan dua minggu menjelang Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Menurutnya, momen tersebut menjadi refleksi bahwa Indonesia adalah negara hasil konsensus para pendiri bangsa yang harus terus dijaga bersama.
"Ini adalah negara yang kita bangun bersama. Sebagai warga negara, kita wajib mentaati konsensus itu," ujarnya.
Kesempatan tersebut, Muzani juga menyinggung sejarah berdirinya KBPII pada tahun 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka. KBPII, kata dia, lahir dari semangat para pelajar untuk mengisi kemerdekaan lewat jalur pendidikan.
"Peran merebut kemerdekaan memang sudah selesai. Tapi perjuangan belum berhenti. Pelajar Indonesia waktu itu sadar bahwa perjuangan harus dilanjutkan lewat ruang kelas, sekolah, dan kampus. Dari situlah KBPII lahir," ujarnya.
Menurut Muzani, KBPII dikenal sebagai organisasi yang lentur dan adaptif. Ia menilai meskipun KBPII fokus pada dunia pendidikan, namun organisasi ini juga kerap hadir saat bangsa membutuhkannya.
"KBPII bisa kembali ke sekolah, ke kampus. Tapi ketika Indonesia memanggil, KBPII selalu tampil ke gelanggang," pungkasnya.