Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan kondisi di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, aman dan terkendali setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 6,6 mengguncang wilayah tersebut pada Jumat (19/9/2025) dini hari pukul 03.19 WIT.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, aktivitas masyarakat berangsur normal seiring penanganan darurat yang dilakukan BPBD Kabupaten Nabire bersama instansi terkait. “Situasi secara umum aman terkendali,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Meski relatif kondusif, BNPB tetap mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk mendampingi pemerintah daerah melakukan kaji cepat, monitoring, dan langkah-langkah penanganan darurat. Jika dampak gempa semakin meluas, Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan disiapkan untuk turun langsung memimpin penanganan di lokasi.
Sejauh ini, hasil pendataan awal menunjukkan adanya kerusakan pada sejumlah rumah, fasilitas pemerintahan, tempat ibadah, hingga infrastruktur transportasi. Jaringan komunikasi sempat terganggu, namun kini berangsur pulih. BNPB berkomitmen membantu pemulihan infrastruktur sesuai tingkat kerusakan yang ditemukan di lapangan.
Hingga pukul 11.00 WIB, tercatat 53 gempa susulan mengguncang Nabire. Tiga di antaranya berkekuatan cukup besar, tetapi tidak menimbulkan dampak signifikan. Suharyanto mengimbau warga tetap tenang dan waspada terhadap potensi gempa susulan.
Sebagai catatan, Nabire pernah mengalami gempa besar pada tahun 2004 dengan magnitudo 6,4 yang menewaskan puluhan orang dan menyebabkan ratusan rumah rusak. “Kita patut waspada karena Nabire memiliki sejarah gempa besar yang memakan banyak korban,” pungkas Suharyanto.