Mengenang Bapak Bangsa DPP LT SI Selenggarakan Doa Bersama

Ruli Harahap | Rabu, 28 April 2021 - 18:25 WIB
Dewan Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (DPP/LT SI) menggelar acara doa bersama dan santunan anak yatim di depan Makam HOS Tjokroaminoto, Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati wafatnya Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto) atau yang biasa disebut haul. 

Mengenang Bapak Bangsa DPP LT SI Selenggarakan Doa Bersama
Dewan Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (DPP/LT SI) menggelar acara doa bersama dan santunan anak yatim di depan Makam HOS Tjokroaminoto, Yogyakarta.
-

Yogyakarta -  Siapa yang tak kenal Hadji Oemar Said (H.O.S.) Tjokroaminoto. Namanya harum ke seantero negeri, lantaran dia adalah seorang pahlawan nasional sekaligus pemimpin abadi Sarekat Islam (SI).  Di bawah kendalinya, SI sempat menjadi salah satu organisasi massa terbesar dalam sejarah pergerakan nasional.

Tjokroaminoto juga merupakan guru bagi tokoh-tokoh bangsa.  Maka, tidaklah berlebihan jika Tjokroaminoto dijuluki sebagai bapaknya bangsa Indonesia.

Selasa kemarin (27/4),  Dewan Pimpinan Pusat/Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (DPP/LT SI) menggelar acara doa bersama dan santunan anak yatim di depan Makam HOS Tjokroaminoto, Yogyakarta.

Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka memperingati wafatnya Haji Oemar Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto) atau yang biasa disebut haul. 

"Rangkain acara haul dimulai dengan membaca Al-Quran, dan mengirimkan doa oleh para anggota SI dan peserta lainnya, lalu dilanjutkan dengan santunan 200 anak yatim.

Namun, karena masih dalam pandemi Covid-19, santunan anak yatim diserahkan secara simbolis kepada 15 orang perwakilan," jelas Ketua Panitia Acara, Chandra Halim kepada wartawan di lokasi peringatan Haul.

Peringatan haul tahun ini dikatakan Chandra, diikuti oleh para pengurus Lajnah Tanfidziyah SI dan pengurus organisasi serumpun SI, diantaranya Sako Pramuka, Pertahanan Ideologi Sarikat Islam (Perisai), Gerakan Tani Sarikat Islam (Gertasi), Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), Serikat Pelajar Mahasiswa Islam (Sepmi), Serikat Sarjana Mahasiswa Islam (Sesmi) dan Wanita Perisai.

"Haul ini pada hakikatnya mendoakan ahli kubur agar semua amal ibadah yang dilakukannya diterima Allah SWT, sekaligus mengenang keteladanan HOS Tjokroaminoto semasa hidupnya sebagai Guru Bangsa.

Hal ini juga untuk mengingatkan kita dengan menghargai dan menghormati jasa, perjuangan beliau yg melahirkan tokoh-tokoh perjuang kemerdekaan di Republik ini," jelas Chandra.

Ketua Bidang Infrastruktur dan Organisasi DPP/LT SI ini mengatkan bahwa HOS Tjokroaminoto adalah pahlawan nasional sekaligus pemimpin abadi Sarekat Islam (SI).

Tjokroaminoto memimpin SI sejak 1914 hingga wafat pada 17 Desember 1934 bertepatan dengan 10 Ramadhan. Tjokroaminoto juga merupakan guru bagi tokoh-tokoh bangsa sehingga disebut Bapaknya Bapak Bangsa Indonesia.

Sementara itu, ditempat yang sama, salah seorang keturunan HOS Tjokroaminoto yang ikut acara Haul dan merupakan Cicit HOS Tjokroaminoto, Aulia Takhim Tjokroaminotk, mengatakan, banyak keteladanan dan pegangan Hidup yang diajarkan turun menurun di keluarga yang diajarkan oleh kakek buyutnya.

“Banyak keteladanan yang diajarkan oleh kakek buyut saya itu di keluarga. Beliau itu bijak dalam setiap tindakan dan tegas bersikap, serta tak pernah mengeluh dalam membesarkan organisasi,” kenang Aulia Takhim atau biasa dipanggil Willy Tjokroaminoto ini.

Sementara itu, Ketua Umum LTSI, Hamdan Zoelva, mengatakan banyak hal yang bisa kita pelajari dari HOS Tjokroaminoto, selain mengenang jasa besar almarhum bagi kemerdekaan bangsa dan negara, diharapkan juga dapat memberi inspirasi bagi generasi kini untuk mengikuti jejaknya berjuang yang tulus bagi kemajuan dan kejayaan bangsa dan negara.

"Sebagaimana HOS Tjokroaminoto yang telah mencurahkan seluruh pikiran dan tenaga bagi kemajuan bangsa, ide HOS yang sangat luar bisa yang terus kita ingat yang belum tercapai pada saat sekarang ini adalah kemerdekaan sejati, yaitu kemerdekaan bangsa.  Dalam bidang kemandiriannya ekonomi serta budaya bangsa yang tumbuh dari budaya bangsa sendiri. Tidaklah negara yang benar-benar merdeka, jika tanpa memiliki kemandirian ekonomi," tutupnya.(**)


baca juga :