Jakarta - Dalam rangka Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) 2025, sebanyak 4.075 bibit pohon ditanam di wilayah Mojokerto, Jumat (3/10). Kegiatan ini digelar sebagai upaya nyata mitigasi bencana alam, termasuk banjir, tanah longsor, kekeringan, dan cuaca ekstrem yang sering dipicu kerusakan ekosistem.
Sekretaris Utama BNPB Rustian mewakili Kepala BNPB memberikan apresiasi terhadap inisiatif dan partisipasi seluruh pihak yang terlibat. “Hal ini adalah tindakan nyata dalam upaya pengurangan risiko bencana seperti tanah longsor, banjir, cuaca ekstrem, dan kekeringan yang sering terjadi karena kerusakan ekosistem,” ujar Rustian saat hadir di Wana Wisata Kepakisan, Desa Pakis, Mojokerto.
Rustian menegaskan bahwa penghijauan dan pelestarian alam merupakan langkah mitigasi sekaligus bentuk komitmen seluruh unsur pentaheliks sebagai warisan berharga bagi generasi mendatang. “Tanaman yang kita tanam hari ini, selain memberikan manfaat bagi ekosistem, juga menjadi warisan masa depan untuk Bumi Majapahit,” pungkasnya.
Sebanyak 4.075 bibit pohon yang ditanam meliputi durian, kelengkeng, jambu, alpukat, dan rambutan. Dari jumlah tersebut, 400 bibit ditanam di Wana Wisata Kepakisan, sementara 2.400 bibit ditempatkan di 24 Desa Tangguh Bencana (Destana) Kabupaten Mojokerto. Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten dan Kota Mojokerto menanam masing-masing 500 dan 275 bibit. Pemerintah Desa Trowulan dan Desa Pohjejer juga menanam masing-masing 500 bibit.
Kegiatan ini diikuti oleh jajaran pejabat tinggi BNPB, Sekretaris BPBD Provinsi Jawa Timur, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, serta perwakilan lembaga usaha dan unsur pentaheliks lainnya.
Diharapkan, gerakan penanaman pohon ini dapat memperkuat keseimbangan alam dan menjadi langkah strategis dalam mencegah dampak kerusakan bencana di masa depan.