Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Pondasi Kuat Menuju Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Kiki Apriyansyah | Kamis, 16 Oktober 2025 - 22:40 WIB
Memasuki tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, ekonomi nasional menunjukkan tren positif yang kuat. Dengan pertumbuhan 5,12% pada kuartal II 2025, inflasi terkendali, dan defisit anggaran negara tetap rendah, Indonesia menegaskan posisinya sebagai salah satu negara dengan performa ekonomi terbaik di G20

Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Pondasi Kuat Menuju Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam talkshow bertema “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Optimism on 8% Economic Growth”, yang diselenggarakan Metro TV di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
-

JAKARTA - Memasuki satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, berbagai kebijakan strategis mulai menunjukkan dampak nyata terhadap perekonomian nasional. Indikator ekonomi makro memperlihatkan tren positif, menegaskan bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat menuju pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II tahun 2025 tercatat sebesar 5,12%, menjadikannya salah satu yang tertinggi di antara negara anggota G20. Inflasi pun tetap terkendali dalam rentang 2,5±1%, termasuk yang terendah di antara negara-negara besar dunia.

"Indonesia merupakan bright spot di tengah ketidakpastian global. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata di atas 5% selama tujuh tahun terakhir, Indonesia tumbuh 35% dan tetap mampu berlayar di tengah kondisi global yang tidak menentu," ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam talkshow bertema “1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran Optimism on 8% Economic Growth”, yang diselenggarakan Metro TV di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Pemerintah juga berhasil menjaga defisit APBN tetap di bawah 3% terhadap PDB. Rasio utang Indonesia terhadap PDB tercatat sebagai salah satu yang terendah di G20. Tiga lembaga pemeringkat internasional tetap menempatkan Indonesia dalam kategori Investment Grade dengan outlook stabil.

Kinerja pasar keuangan nasional menunjukkan hasil impresif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 8.200, sementara cadangan devisa nasional mencapai rekor baru sebesar USD157 miliar pada Maret 2025.

Pemerintah juga menunjukkan keberpihakan nyata terhadap sektor produktif rakyat melalui penghapusan utang macet UMKM serta peluncuran Bullion Bank dan penempatan dana sebesar Rp200 triliun di perbankan nasional guna memperkuat likuiditas.

Dari sisi investasi, semester I-2025 mencatatkan realisasi sebesar Rp942,9 triliun, tumbuh 13,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Investasi ini berhasil menyerap 1,2 juta tenaga kerja.

Capaian dari sisi sosial juga menggembirakan. Angka kemiskinan menurun ke level 8,47%, terendah sepanjang sejarah Indonesia, dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 23,85 juta orang. Tingkat pengangguran turun ke 4,76%, terendah sejak krisis 1998, dengan tambahan 3,59 juta orang bekerja selama satu tahun terakhir.

Pemerintah juga gencar menyalurkan permodalan murah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 3,46 juta pelaku UMKM, petani, dan nelayan sepanjang Januari–September 2025.

Upaya deregulasi terus dilakukan, salah satunya melalui implementasi PP No. 28 Tahun 2025 sejak 5 Oktober, yang menyederhanakan proses perizinan usaha. Pemerintah juga meluncurkan Program Paket Ekonomi 8+4+5 dan memperluas Program Magang Nasional guna meningkatkan konsumsi dan menciptakan efek ganda bagi perekonomian.

Di ranah internasional, Indonesia memperkuat posisi melalui keanggotaan BRICS, penurunan tarif resiprokal dengan Amerika Serikat dari 32% menjadi 19%, serta penyelesaian perjanjian I-EU CEPA dan Indonesia-Canada CEPA untuk membuka akses pasar global yang lebih luas.

Kemajuan signifikan juga terlihat dalam sektor digitalisasi ekonomi. Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto, menyebut bahwa Indonesia aktif mendorong kerja sama digital melalui ASEAN DEFA, serta memperluas penggunaan Local Currency Transaction (LCT) dengan mitra seperti Jepang dan UEA. Penggunaan QRIS pun terus meningkat, dengan jumlah pengguna mencapai 56 juta per September 2025.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menegaskan bahwa investasi akan menjadi motor utama pertumbuhan menuju target ambisius pemerintah. “Ke depan, investasi tidak hanya menopang PDB, tetapi juga memiliki multiplier effect ke berbagai sektor strategis,” ujarnya.

Menutup sesi talkshow, Menko Airlangga menyampaikan optimisme kuat atas arah pembangunan ke depan. “Indonesia tidak hanya bertahan dalam ketidakpastian global. Indonesia tumbuh, berinovasi, dan memimpin. Kita memiliki fondasi ekonomi yang kuat,” pungkasnya.

Setahun berlalu sejak dilantik, pemerintahan Prabowo-Gibran menunjukkan bahwa dengan sinergi kebijakan fiskal, reformasi struktural, dan digitalisasi, Indonesia siap menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi dengan target ambisius mencapai pertumbuhan 8% dalam waktu dekat.


baca juga :