Anies Baswedan Pertimbangkan Salat Idul Fitri di Area Terbuka

Yapto Prahasta Kesuma | Selasa, 04 Mei 2021 - 14:48 WIB
"Jika kondisinya memungkinkan, semoga kita bisa istikamah menjaga protokol kesehatan agar ikhtiar kita ini bisa berjalan dengan lancar," lanjut Anies. 

Anies Baswedan Pertimbangkan Salat Idul Fitri di Area Terbuka
Anies Baswedan, saat mendatangi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. (Pemprov DKI Jakarta)
-

Jakarta - Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan mempertimbangkan untuk mengizinkan warga Ibu Kota salat Idul Fitri 2021 di area terbuka.

Menurut Anies, salat Idul Fitri di tempat terbuka lebih memudahkan dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Kami mempertimbangkan untuk mengizinkan pelaksanaan salat Id di area terbuka, karena mudah untuk mengatur jaraknya," kata Anies Baswedan dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/5/).

Sementara untuk regulasinya, Gubernur DKI menyebut akan diatur dalam Surat Edaran (SE) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI.

"Jika kondisinya memungkinkan, semoga kita bisa istikamah menjaga protokol kesehatan agar ikhtiar kita ini bisa berjalan dengan lancar," lanjut Anies.

Meski demikian, ia mengingatkan untuk warganya tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dari menjelang hingga setelah lebaran.

Ini semua, kata Anies dilakukan agar potensi kenaikan kasus sebelum Lebaran bisa diminimalisir.

"Namun pasca-Lebaran kita tidak boleh lengah, karena berkaca pada masa sebelum pandemi, banyak terjadi mobilisasi dari daerah ke Ibu Kota," ujarnya.

Untuk itu, Anies meminta seluruh jajarannya bersiaga mengantisipasi potensi lonjakan kasus kembali jelang hari raya lebaran atau pasca lebaran.

Terlebih lagi, klaster penularan Covid-19 kembali muncul seperti di pasar, perkantoran, dan tempat-tempat publik lainnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menuturkan tak hanya mobilitas warga Jakarta saja yang berpotensi meningkatkan kasus Covid-19. Namun warga di daerdah penyangga ibu kota juga berpotensi menimbulkan lonjakan kasus positif Covid-19.

"Bahkan tetangga kita di daerah penyangga Ibu Kota juga diajak untuk berkolaborasi dalam mengendalikan mobilisasi warga tersebut," tegas Anies.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti membeberkan terdapat peningkatan kasus aktif yang fluktuatif di Ibu Kota dalam dua pekan terakhir.

Data menunjukkan pada 19 April terdapat 6.884 kasus aktif, kemudian angka tersebut naik menjadi 7.020 kasus aktif pada 3 Mei.

Namun demikian, dia mengklaim situasi pandemi masih terkendali. Sebab menurut dia, ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU di Jakarta masih mencukupi dan persentase keterisian pun menurun.

Berdasarkan data, Widyastuti merinci, per 18 April jumlah kapasitas tempat tidur isolasi sebanyak 7.087 unit dan terisi 2.691 unit atau 38 persen. Sementara pada 3 Mei, dari total 6.735 tempat tidur, sebanyak 2.385 unit atau 35 persen di antaranya telah terisi.

Adapun jumlah kapasitas ketersediaan ICU pada 18 April yakni 1.056 unit dengan keterisian 47 persen atau 500 pasien. Sedangkan pada 3 Mei, jumlah kapasitas ICU ada 1.027 dan terisi 425 atau terisi 41 persen.

"Masing masing ada penurunan 3 persen di tempat tidur Isolasi dan 6 persen untuk ICU, sehingga bisa dialihkan untuk pasien non Covid-19," kata Widyastuti.

Diketahui, untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus aktif Covid-19 menjelang dan pascalebaran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 17 Mei.