 
 
            Jakarta - Program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) yang dijalankan sejak 2021 resmi ditutup di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (30/10). Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto menyebut, proyek ini telah memberikan dampak nyata terhadap peningkatan ketangguhan Indonesia dalam menghadapi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami.
Salah satu capaian penting IDRIP adalah terbentuknya 1.506 Desa Tangguh Bencana (Destana) di seluruh Indonesia. Melalui dukungan Bank Dunia, program ini memperkuat kesiapsiagaan masyarakat berbasis komunitas agar lebih siap merespons ancaman bencana di wilayahnya.
Tak hanya itu, BNPB juga membangun data center berstandar internasional di Sentul, Jawa Barat. Fasilitas ini memiliki sertifikasi ANSI/TIA-942-C Facility Rated 3, menjadikannya satu-satunya pusat data milik pemerintah dengan sertifikasi tersebut. “Keberadaan data center ini akan memperkuat sistem informasi dan analisis risiko bencana nasional,” ujar Suharyanto.
Dalam pelaksanaan proyek, BNPB dan BMKG juga meningkatkan kapasitas SDM dengan melatih 1.033 pejabat dan staf. Hasil evaluasi menunjukkan 82,49 persen masyarakat peserta pelatihan merasa lebih siap menghadapi bencana, melebihi target yang ditetapkan.
Program IDRIP lahir sebagai respons terhadap bencana besar tahun 2018, seperti gempa Lombok, gempa-tsunami Palu-Donggala, dan tsunami Selat Sunda. “Pembelajaran dari peristiwa itu menjadi dasar bagi kita untuk membangun sistem ketangguhan yang lebih terukur dan berkelanjutan,” kata Suharyanto.