Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total 26 kejadian bencana terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 31 Oktober hingga 1 November 2025, dengan 14 kejadian di antaranya berdampak signifikan terhadap masyarakat.
Peristiwa bencana tersebut dipicu oleh faktor cuaca ekstrem, intensitas hujan tinggi, dan aktivitas geologi di beberapa daerah.
Di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, gempa bumi mengguncang wilayah tersebut dan menyebabkan empat rumah warga mengalami kerusakan ringan hingga sedang.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Masih di Jawa Tengah, pergerakan tanah di Kabupaten Wonosobo berdampak pada 89 kepala keluarga dengan 19 rumah rusak berat dan 66 unit lainnya terancam.
Fenomena angin kencang juga dilaporkan di Kabupaten Karanganyar yang mengakibatkan kerusakan pada 12 rumah warga. Petugas gabungan dan masyarakat setempat telah menyingkirkan pohon tumbang yang sempat menutup akses jalan.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah provinsi menunjukkan tren penurunan. Berdasarkan pantauan satelit Sipongi, wilayah Sumatera Selatan kini tidak menunjukkan titik panas signifikan, sementara di Riau masih terdapat 61 titik dengan intensitas rendah hingga sedang. Tim Satgas Gabungan masih disiagakan untuk mengantisipasi munculnya titik api baru.
BNPB menegaskan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di seluruh wilayah untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.
“Cuaca ekstrem dan kondisi geologi aktif di berbagai wilayah menjadi tantangan utama dalam upaya penanggulangan bencana nasional saat ini,” demikian keterangan resmi BNPB.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca dan memperkuat mitigasi di tingkat lokal, mengingat risiko bencana hidrometeorologi dan geologi masih tinggi memasuki awal musim penghujan.