Dorong Transformasi Digital, Bimas Buddha Kembangkan LMS “Belajar Buddha” untuk Guru dan Siswa

Redaksi | Sabtu, 01 November 2025 - 22:38 WIB
Dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kualitas pembelajaran agama Buddha di Indonesia, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama menghadirkan inovasi digital melalui Learning Management System (LMS) Belajar Buddha.

Dorong Transformasi Digital, Bimas Buddha Kembangkan LMS “Belajar Buddha” untuk Guru dan Siswa
Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi. Dok: Istimewa.
-

Jakarta - Dalam upaya meningkatkan kompetensi dan kualitas pembelajaran agama Buddha di Indonesia, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama menghadirkan inovasi digital melalui Learning Management System (LMS) Belajar Buddha.

Sistem ini menjadi wadah kolaboratif antara guru dan siswa dalam mengembangkan materi ajar berbasis teknologi.

Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi, menyebut bahwa LMS Belajar Buddha merupakan hasil sinergi antara Ditjen Bimas Buddha dengan Persatuan Guru Agama Buddha Indonesia (PERGABI).

“Melalui sistem ini, guru dapat menyiapkan materi pembelajaran dan penunjangnya per semester, serta saling belajar dan berbagi pengalaman antar guru maupun dengan siswa,” ujarnya, Rabu (29/10/2025).

Selain transformasi digital, Ditjen Bimas Buddha juga tengah menuntaskan sertifikasi guru Pendidikan Agama Buddha. Hingga kini, 911 guru telah tersertifikasi, dan 729 lainnya masih dalam proses. Program PPG Band 1 yang diikuti 373 peserta telah rampung pada 2025 dengan 372 peserta dinyatakan lulus.

“Untuk Batch 3, terdapat 143 peserta yang akan menyelesaikan PPG pada awal November 2025,” jelas Supriyadi.

Ia menambahkan, dari seluruh guru Pendidikan Agama Buddha, masih ada sekitar 200 orang yang akan dituntaskan sertifikasinya pada tahun 2026. Pemerintah, melalui Ditjen Bimas Buddha, telah menyiapkan alokasi anggaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) bagi mereka yang telah lulus sertifikasi.

Tak hanya itu, pihaknya juga tengah mengupayakan peningkatan kapasitas guru pada lembaga formal seperti Nawa Dhammasekha, Mula Dhammasekha, Muda Dhammasekha, dan Utama Dhammasekha agar mereka bisa mengikuti program pengembangan profesi sesuai regulasi yang berlaku.

Sementara Staf Khusus Menteri Agama Bidang SDM dan Media, Ismail Chawidu, menilai inovasi Bimas Buddha menjadi langkah nyata dalam mendukung kesejahteraan sekaligus profesionalitas guru.

“Guru yang sejahtera dan memiliki ruang untuk berkembang akan mampu melahirkan pendidikan yang berkualitas,” tegasnya.