Strategi PTBA Jaga Kinerja

Ardy | Senin, 09 Agustus 2021 - 16:22 WIB
Di tengah penguatan harga tersebut, PTBA sudah memiliki rencana untuk meningkatkan produksi. Suryo bilang,  permohonan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan telah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Strategi PTBA Jaga Kinerja
Iluastrasi Kapal Tongkang batubara PTBA (Dok.Ist)
-

Jakarta - Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto mengatakan, PTBA tidak ingin terlena dengan tren penguatan harga batubara. Oleh karenanya, PTBA bakal melakukan sejumlah upaya pengendalian biaya produksi agar tidak terjadi pemborosan pada biaya produksi batubara perusahaan.

“Biasanya perusahaan-perusahaan batubara mempunyai kelemahan, pada saat harga naik cost-nya naik juga karena merasa marginnya lagi tebel, yaudah biayanya jadi longgar, Itu bahaya karena pada saat harga turun perusahaan bakalan tidak siap karena biaya produksi sudah terlalu tinggi,” kata Suryo dalam acara yang digelar virtual, beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, harga batubara memang masih terus menunjukkan tren penguatan. Hal ini tercermin misalnya dari Harga Batubara Acuan (HBA) bulan Agustus 2021 yang mencapai angka US$ 130,99 per ton. Angka ini disebut-sebut sebagai angka HBA tertinggi selama lebih dari 1 dekade terakhir.

Di tengah penguatan harga tersebut, PTBA sudah memiliki rencana untuk meningkatkan produksi. Suryo bilang,  permohonan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan telah disetujui oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Dengan disetujuinya permohonan RKAB tersebut, PTBA berencana mengejar target produksi sekitar 30 juta ton batubara pada tahun ini. Sebelumnya, rencana produksi batubara PTBA ditargetkan sekitar 29,5 juta ton.

Suryo tidak khawatir produksi batubara perusahaan tidak terserap oleh pasar. Ia bilang, secara jangka pendek, permintaan batubara perusahaan selalu melebihi produksi perusahaan. Makanya, pihaknya sebenarnya tidak perlu repot-repot menggencarkan kegiatan pemasaran untuk menopang penjualan secara jangka pendek.

Meski begitu, Suryo menegaskan bahwa perusahaan akan tetap melakukan kegiatan pemasaran berupa penjajakan market baru guna menjaga keberlanjutan permintaan batubara perusahaan pada jangka panjang. Dalam  upaya tersebut, PTBA bakal coba menjajaki prospek penjualan ke pengguna akhir atawa end user.

“Penjualan langsung ke end user akan mempunyai nilai tambah tersendiri, karena kalau ke end user komitmennya akan lebih captive (stabil) secara jangka panjang dan harganya biasanya lbh baik daripada sekadar melalui trader,” pungkasnya.