Deretan Musisi Tanah Air Hibur Penonton The Papandayan Jazz Fest

Darussalam | Rabu, 15 Desember 2021 - 10:12 WIB
The Papandayan Jazz Fest (TPJF), salah satu program musik jazz ikonik Indonesia yang selalu digelar rutin di The Papandayan Bandung, kembali menghibur tahun ini secara virtual. Festival virtual yang berlangsung sejak kemarin (11/12) hingga malam ini menyajikan pertunjukan apik musisi-musisi tanah air.

Deretan Musisi Tanah Air Hibur Penonton The Papandayan Jazz Fest
Penampilan memukau Raisa
-

Jakarta - The Papandayan Jazz Fest (TPJF), salah satu program musik jazz ikonik Indonesia yang selalu digelar rutin di The Papandayan Bandung, kembali menghibur tahun ini secara virtual. Festival virtual yang berlangsung sejak kemarin (11/12) hingga malam ini menyajikan pertunjukan apik musisi-musisi tanah air.
 
Hari pertama festival dimulai dengan gelaran Grand Final International Online Jazz Competition yang dihadiri langsung oleh para dewan juri di Grand Studio Metro dan menghadirkan para finalis melalui platform video conference. Setelah pengumuman pemenang kompetisi, penampilan para musisi pun dimulai dengan penampilan pertama oleh Slank.
 
Slank membawakan tiga lagu dari Album terbarunya yakni Vaksin, Album Vaksin ini bertema besar tentang cinta, lingkungan hidup, sosial dan pergerakan anak muda. Kaka dan kawan-kawan berhasil menghinoptis penonton dirumah dengan membawakan lagu “Terbunuh sepi, Symphaty dan Moody’s Mood” berkolaborasi  dengan Kafin Sulthan, pianis dan penyanyi muda berusia 17 tahun yang menyabet penghargaan AMI Awards 2016 untuk kategori Best Children Male Solo Artist.
 
Hari pertama ditutup oleh Raisa membawakan 8 lagu dengan aransemen yang dibuat khusus untuk The Papandayan Jazz Fest 2021. Lagu pertama yang dibawakannya berjudul “Kutukan” yang menceritakan tentang pengalaman hubungan asmara dari cinta pertamanya Raisa. Selanjutnya, Raisa sukses membawakan Enam lagu yang bikin “galau” penonton dirumah seperti “Love & Let Go, Kali Kedua, Love You Longer”  kemudian ditutup cantik dengan Lagu berjudul “Could it be”

Pada hari kedua, penampilan dimulai dari panggung TP Stage di Hotel The Papandayan oleh Nissan Fortz dan New Blood, band asal Bandung. Kemudian dilanjut dengan penampilan dari Fariz RM dan Ardhito Pramono.

 Penampilan Fariz RM sarat akan nostalgia tahun 80-90an dengan membawakan lagu-lagu terbaiknya seperti Nada Kasih, Sakura, Barcelona, dan 6 lagu lainnya yang beberapa diantaranya ditulis olehnya dan kemudian dinyanyikan oleh penyanyi lawas seperti Vina Panduwinata dan Andi Meriem Matalatta.

Hari kedua dan juga hari terakhir pagelaran The Papandayan Jazz Fest ditutup oleh Ardhito Pramono. Bergenre swing, jazz tahun 40-an dan bossanova, Ardhito sukses menutup TPJF dengan lagu-lagu hitsnya seperti Say Hello," "Fine Today," "925," "I Just Couldn’t Save You Tonight," "Sudah," "Plaza Avenue," "Cigarete," "Bitter Love," dan "Super Star."

Selain penampilan para musisi, TPJF juga mempersembahkan Tribute Award kepada gitaris legendaris jazz, Oele Pattisellano. Oele mendapatkan penghargaan ini karena telah memberikan kontribusi luar biasa dalam perkembangan musik jazz di Indonesia, dan menjadi mentor banyak musisi berbakat diantaranya Tiyo Alibasjah, Robert MR, Nikita Dompas dan Aditya Bayu.