Jakarta - Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar dipercaya untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta yang berlangsung pada 27 November 2024. Arahan ini diputuskan langsung oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Bang Zaki, panggilan akrabnya, bukan tanpa sebab ditunjuk menjadi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta. Kader Golkar sejak 1992 ini telah membuktikan diri sebagai kepala daerah, yakni sebagai Bupati Tangerang dua periode 2013-2023.
Diakuinya persoalan sampah ini memang pelik sejak lahir, karena itu perlu beberapa terobosan kebijakan yang akan membuat persoalan ini terselesaikan.
“Saat ini sampah hanya ditimbun, dan itu menjadi persoalan dari hari ke hari. Kita lihat bersama, bagaimana tumpukan sampah itu akhirnya terbakar saat musim kemarau, karena gas metana yang ada terpicu panas yang berlebih,” terangnya.
Selain itu, perlu penanganan yang lebih modern, dengan menggunakan insinerator (pembakar) misalnya. Dan insinerator ini sudah sedemikian canggih, sehingga tidak ada polutan yang keluar dan hasilnya bisa digunakan untuk kepentingan lain, misalnya mengurus pantai yang rusak karena abrasi.
"Residunya itu bisa kita gunakan untuk mengatasi persoalan pantai yang mengalami abrasi. Residu itu nanti akan kita timbun tanah sehingga tidak mengganggu lingkungan," jelas Bang Zaki.
Di DKI, masalah sampah ini tak pernah ditangani secara serius. Mengingat total volume sampah 2022 mencapai 3,11 juta ton dengan produksi 7.800 ton per hari tentu menjadi persoalan yang tidak mudah.
"Kalau kita berbicara dengan volume yang besar, terus kita masih sibuk nggak boleh pake insinerator karena polusi. Kita pilih yang ramah lingkungan, panggil aja Singapura. Permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sampai sekarang itu sampah," ujarnya.
"Selama kita berdiskusi dan berdebat, itu sampah numpuk terus. Kita kan ingin punya daerah yang bersih, nggak enak dipandang mata kan," tambahnya.
Bang Zaki menceritakan persoalan sampah ini memang sangat dekat dengan budaya, soal ini juga harus benar-benar diperhatikan. Di Tangerang saat dia menjadi bupati dua periode, ada program Kurangi Sampah Kita (Kurasaki) yang mendorong untuk mengurangi sampah di sekolah, dengan tidak menyediakan tempat sampah.
"Program ini demi mengurangi produksi sampah di sekolah. Siswa dan guru juga kita minta untuk membawa bekal dari rumah dan membawa tumbler untuk tempat minum agar tidak ada sampah plastik berserakan," ucap dia.
Program lain yang serupa adalah Kurang Sampah Kantor (Kantor). Hal yang dilakukan adalah mengatur penyajian atau jamuan makanan dan minuman dengan tidak menggunakan kemasan, yang artinya semua yang disajikan tidak menyisakan sampah di kantor pemerintahan.
"Penggunaan kemasan makanan dan minuman berupa kardus, plastik, sterofoam akan menyisakan timbunan sampah, kita melarang hal tersebut. Kita harus menjadi contoh, jangan hanya membuat kebijakan tapi tidak memberi contoh baik pada masyarakat," kata Bang Zaki.
Program unggulan lainnya adalah Kita Peduli Permasalahan Sampah (Kipprah). Salah satu capaiannya adalah mendirikan 30 tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, recycle (TPS3R), 114 Bank Sampah serta budidaya Maggot BSF dan memproses
pengolahan sampah dari sistem open dumping ke teknologi ramah lingkungan berupa Refuse Derived Fuel (RDF) dan insinerator.
Selain itu, Bang Zaki juga diketahui yang menginisiasi diberikannya kapal interceptor dari Coldplay sejak 2021 lalu. Bantuan tersebut ditujukan untuk menuntaskan permasalahan sampah di Sungai Cisadane.
Adapun untuk kondisi Jakarta terkini, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang kondisinya cukup memprihatinkan. Pasalnya, kapasitas sampah yang bisa ditampung hanya sekitar 7.500-8.000 ton sampah setiap hari, sementara produksinya hampir lebih dari itu.
"Sampah 7.800 ton per hari di DKI tentu menjadi tantangan besar. Segala upaya harus kita lakukan, seperti menggunakan insinerator, RDF atau teknologi lain yang ramah lingkungan. Kita harus berani ambil risiko jika ingin permasalahan sampah ini selesai," tutup Bang Zaki.