Gus Men Ingatkan ASN Tidak Ada Lagi Pejabat yang Bermental Kolonial

Fuad Rizky Syahputra | Rabu, 31 Januari 2024 - 13:18 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama untuk terus melayani umat. Ia mengatakan, tak boleh ada lagi pejabat yang bermental kolonial dan selalu minta dilayani. Hal tersebut diungkapkan Menteri Agama pada acara Pembinaan Penguatan Moderasi Beragama di Wilayah Kemenag DI Yogyakarta yang diselenggarakan di Asrama Haji Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).

Gus Men Ingatkan ASN Tidak Ada Lagi Pejabat yang Bermental Kolonial
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas Menandatanganin prasasti pembangunan sarana dan prasarana milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
-

Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali mengingatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama untuk terus melayani umat. Ia mengatakan, tak boleh ada lagi pejabat yang bermental kolonial dan selalu minta dilayani.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Agama pada acara Pembinaan Penguatan Moderasi Beragama di Wilayah Kemenag DI Yogyakarta yang diselenggarakan di Asrama Haji Yogyakarta, Selasa (30/1/2024).

“Saya ingin mengingatkan kembali apa yang disampaikan Presiden Jokowi berkali-kali kepada ASN, terutama kepada ASN Kemenag, bahwa ASN harus mengubah kultur lamanya yang minta dilayani menjadi melayani. Tak boleh ada lagi pejabat seperti jaman kolonial yang minta dilayani setiap hari,” ungkap Menag.

“Kalau ada pejabat seperti itu langsung laporkan, kita akan selalu saling mengawasi. Laporkan kalau ada yang minta aneh-aneh, laporkan saja. Tidak boleh lagi yang minta dilayani, pejabat itu harus melayani,” tegas Gus Men sapaan akrab Menag kepada ratusan ASN yang hadir.

Menurut Menag, mindset melayani tersebut harus dimiliki oleh setiap ASN terutama ASN Kemenag. Karena di era saat ini, ASN diawasi oleh masyarakat, baik langsung ataupun melalui media sosial.

Karena diawasi, lanjut Gus Men, ASN sebagai pelayan umat layaknya ikan yang hidup di akuarium. “Semua terlihat dengan jelas tak ada yang ditutupi. Jadi yang terjadi di Bantul, Sleman, Jogja pasti di Jakarta tahu. Saya ngerti hampir detil karena memiliki data informasi,” ungkapnya.

Untuk memantaunya secara langsung, Gus men mengatakan dirinya dibantu oleh para pejabat dan ASN Inspektorat Jendral. “Saya dibantu Pak Irjen untuk mendapatkan atensi dan dicek kabar yang terjadi di lapangan,” ungkapnya.

Semua yang dilakukan, menurut Menag semata-mata hanya ingin membuat Kemenag menjadi kementerian yang benar-benar melayani umat, bukan dilayanai. Dengan begitu, ia berharap tak ada lagi praktik penyimpangan di Kemenag

“Ini Kementerian yang satu-satunya menyandang nama agama. Karena itu, dengan menyandang nama agama, justru tugas kita jadi berat, karena nilai agama harus menjadi inspirasi dalam melayani umat,” tegasnya.

“Nilai Agama itu selalu merujuk kepada nilai-nilai kebaikan, itu pasti. Karena itu, sekali lagi ini penting untuk kita jadikan kesadaran diri masing-masing. Kalau ini sudah dilakukan, maka nilai penguatan moderasi beragama sudah tak diperlukan lagi. Karena nilai agama sudah menetap di hati kita,” ucapnya.

Terakhir, Menag meminta kepada seluruh ASN Kemenag terutama di lingkungan DI Yogyakarta untuk benar-benar mengingat pesan Prsiden Jokowi tersebut. “Saya minta seluruh ASN Kemenag DIY benar-benar melaksanakan yang diminta tersebut ya,” tutupnya.

Selain memberi arahan pada giat penguatan moderasi beragama, Menag juga menandatangani prasasti pembangunan sarana dan prasarana milik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, berupa gedung sarana Olah Raga mahasiswa (Lapangan Bulutangkis Indoor) serta Gedung Kuliah Terpadu (GKT).