Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menanggapi pemilih non DPT Pemilu 2924 yang membludak di Kuala Lumpur, Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhamad Iqbal mengatakan terdapat sederet masalah yang muncul dalam penyelenggaraan pemilu di luar negeri.
"Sejauh pantauan kami, semua berlangsung kondusif. Ada saja masalah muncul di sana sini, tapi dengan dukungan Perwakilan RI, PPLN di masing-masing negara dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik," kata dia, saat ditanyai awak media, Senin (12/2/2024).
Namun, dia mengatakan sejauh ini kendala tersebut dapat teratasi dengan baik.
“Bahwa meski bukan sebagai penyelenggara pemilu di luar negeri, tetapi Kemenlu memiliki tanggung jawab moral atas hal tersebut. Tidak mudah untuk menyelenggarakan pemilu di luar negeri,” tandas Jubir Kemlu.
Seperti diketahui, pemungutan suara bagi WNI di Kuala Lumpur terjadi antrean panjang, karena kali ini pencoblosan dilakukan terpusat di satu titik di World Trade Center (WTC) Kuala Lumpur, pada Minggu (11/2/2024).
Sejumlah WNI antre untuk mencoblos di TPS Sekolah Republik Indonesia di Tokyo, Jepang, pada Minggu (11/2/2024). Dia mengatakan bahwa dari 128 perwakilan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang ada, jumlah yang terbesar pemilihnya itu ada di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Malaysia ada 6 PPLN tapi di antara 6 itu paling besar jumlah pemilihnya Kuala Lumpur dengan 474.000 sekian," katanya, saat Press Briefing di Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Senin (5/2/2024).
Kemudian, dia menjelaskan dengan jumlah pemilih total di luar negeri adalah 1.750.474, dan 474.000 ada di Kuala Lumpur, maka risiko dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan pemilu juga paling besar.