Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi resmikan Aula dan Wisma Pusdiklat Buddhis Sad Paramita bertempat di Kecamatan, Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara.
Pembangunan Pusdiklat Sad Paramita, mendapatkan bantuan dari Kementerian Agama (Ditjen Bimas Buddha) tahun anggaran 2023 merupakan tempat bersejarah bagi perkembangan agama Buddha Mapanbumi di Indonesia.
Berdiri tahun pada tahun 1982, sejak awal digunakan untuk tempat melatih Buddha Siswa, untuk menghasilkan calon pelayan agama Buddha diantaranya Guru Pendidikan Agama Buddha, penyuluh dan pandita.
Dirjen Bimas Buddha menyampaikan selamat atas peremian Gedung Aula dan Wisma Pusdiklat Sad Paramita, Supriyadi berharap semoga membawa kemajuan bagi umat Buddha Maitreya Indonesia dan dunia serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Dalam kesempatannya Dirjen mengatakan bahwa orang hidup itu perlu kaya, kaya dalam arti materi tapi juga kaya dalam hati.
“Hari ini Bapak Ibu sekalian yang sudah memiliki kekayaan dalam harta, dalam materi berada di ruangan ini untuk melatih diri mengembangkan spiritual dan mentalnya agar menjadi orang yang kaya hatinya itulah maka menjadi orang baik sebagai wujud dari kaya hati,” sebut Dirjen pada Jumat (26/04/2024).
Supriyadi juga menyebut kalau dirinya sejak tanggal 23 April sampai 23 Mei nanti untuk melaksanakan puasa.
"Puasa kami adalah hanya makan diberikan waktu dari terang matahari sampai tengah matahari tapi dimulai dari sejak matahari kelihatan antara pukul enam atau tujuh pagi sampai tepat siang matahari," terangnya.
“Kami mengendalikan diri kita untuk makan apa di depan mata kita yang kita sediakan dengan satu tekad makan tidak untuk menggemukkan, tidak untuk menyenangkan tapi makan adalah untuk kelangsungan kehidupan agar kita bisa melatih diri menjadi orang-orang yang bahagia. Kita bisa punya kaya hati dan itulah tujuan kita untuk belajar agama. Sehingga penting jadi positif Paramita, menjadi bagian dari pendidikan keagamaan agar menjadi orang-orang yang baik,” ungkap Dirjen.
"Orang baik itu dimulai dari upaya tekad kita, manakala kita sudah melakukan tindakan yang tidak baik segera hentikan, manakala kita belum melakukan perbuatan baik segera lakukan,” tambahnya.
Sementara Pandita Satya Vira menjelaskan Mapanbumi dirintis pertama kalinya oleh almarhum Maha Maitreyawira di kota Malang Jawa Timur pada tahun 1950 dan diteruskan oleh Maha Sesepuh Utama Hardjono.
Pemimpin spiritual Mapanbumi saat ini adalah Maha sesepuh Citrawira selama kurun waktu 70 tahun Mapanbumi telah berhasil mendirikan Mahawihara, Pusdiklat, Buddhist Center, Wihara, dan Cetiya berjumlah 479 unit yang tersebar di 33 provinsi se-Indonesia.
Menurutnya Fase 50 tahun awal Mapanbumi menitikberatkan program pembangunan Wihara dan Cetiya, namun pada fase 20 tahun belakangan ini mulai dicanangkan pembangunan di bidang pendidikan.
"Dalam pendidikan formal Mapanbhumi telah memiliki 27 sekolah umum, 1 STAB, dan 1 Universitas yang tersebar di 12 provinsi. Dalam pendidikan non formal Mapanbumi memiliki Sekolah Minggu Buddha, Dhammaseka, dan Pusdiklat sebagai tempat pelatihan Buddha Siswa yang diselenggarakan secara kontinue dan berkelanjutan,” katanya.
Buddha Siswa lanjut Pandita Satya Vira adalah program pelatihan pemantapan keyakinan atau seragam dan pendalaman pemahaman Buddha Dharma yang diselenggarakan dalam kurun waktu tertentu, biasanya berkisar antara dua bulan sampai empat bulan.
Tujuan pelatihan Buddha Siswa adalah untuk menghasilkan calon pelayan keagamaan muda seperti Dharmaduta, penyuluh, guru, Upacararika, wiharawan-wirawati dan tenaga rohanian lainnya.