Dirjen Bimas Islam Perkenalkan Majelis Dai Kebangsaan pada Wamen Arab Saudi

Fuad Rizky Syahputra | Kamis, 16 Mei 2024 - 15:21 WIB
Ditjen Bimas Islam Kemenag menerima kunjungan Wakil Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Saudi Arabia (KSA) Syeikh Dr. Awad bin Sabti Al di Kantor Kemenag, Jl. MH. Thamrin Jakarta, Rabu (15/5/2024).

Dirjen Bimas Islam Perkenalkan Majelis Dai Kebangsaan pada Wamen Arab Saudi
Pertemuan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dengan wakil Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Saudi Arabia (KSA) Syeikh Dr. Awad bin Sabti Al Anzi. Dok: Bimas Islam.
-

Jakarta - Ditjen Bimas Islam Kemenag menerima kunjungan Wakil Menteri Urusan Islam, Dakwah dan Bimbingan Kerajaan Saudi Arabia (KSA) Syeikh Dr. Awad bin Sabti Al di Kantor Kemenag, Rabu (15/5/2024).

Pertemuan tersebut membahas peran Indonesia dan Arab Saudi dalam dunia Islam.

Dalam kesempatan itu, Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin memperkenalkan peran Majelis Dai Kebangsaan (MDK) sebagai lembaga yang mewadahi para dai dalam merawat keberagaman.

Ia menyebut, Indonesia dengan tingkat keberagaman yang tinggi perlu diikat dengan sikap beragama yang moderat. Hal itu, menurutnya, menjadi prasyarat kerukunan dan toleransi.

“MDK ini bertanggung jawab untuk menyosialisasikan Moderasi Beragama di tengah masyarakat. Mereka juga berperan memperkenalkan Islam wasathiyah sebagai landasan kokoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Kamaruddin.

Ia juga memperkenalkan Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) sebagai lembaga resmi yang dibentuk Kemenag untuk menjaga rumah ibadah dari ekstremisme dan intoleransi.

Ia menjelaskan, masjid-masjid di Indonesia menjadi arus utama dalam menyampaikan Islam wasathiyah.

“Kami memiliki ratusan ribu masjid. Kami tekankan kepada pengurus BKM agar masjid menjadi arus utama dalam menyampaikan Islam wasathiyah,” ujarnya.

Sementara itu, Syeikh Awad mengungkapkan, Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, merupakan negara yang memperkenalkan Islam wasathiyah.

Di tengah keragamannya, Indonesia menjadi contoh negara yang memperkenalkan citra Islam yang ramah dan moderat.

“Indonesia dan Arab Saudi memiliki peran penting di dunia Islam. Kedua negara bersepakat untuk memastikan dakwah yang disampaikan ke masyarakat adalah dakwah yang moderat dan toleran,” ucapnya.

Syeikh Awad juga menjelaskan hubungan bilateral Indonesia-Arab Saudi yang semakin kuat. Setiap tahun, Indonesia selalu menunjukkan keikutsertaannya dengan mengirim delegasi pada gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat internasional yang digelar pemerintah Arab Saudi.

Selain itu, juga terdapat Musabaqah Hifzhil Qur’an (MHQ) yang digelar di Indonesia, bekerja sama dengan pihak pemerintah Arab Saudi.

“Hubungan persaudaraan dan kerja sama kedua negara juga terus diperkuat melalui saling berkunjung dan berkolaborasi pada event-event internasional termasuk MTQ dan MHQ,” ungkapnya.

Syeikh Awad mengapresiasi pemerintah Indonesia melalui Kemenag yang terus menjalin kerja sama di berbagai bidang, termasuk bidang dakwah, haji, dan umrah.

“Kami berterima kasih dan mengapresiasi kerja sama Indonesia-Arab Saudi dalam bidang dakwah yang terjalin sangat baik. Bahkan, selama dua tahun terakhir, Menteri Agama (Yaqut Cholil Qoumas) juga telah membangun diplomasi dengan pemerintah Arab Saudi yang memperkuat hubungan kerja sama pada bidang haji dan umrah,” pungkasnya.

Hubungan kerja sama Kemenag dan Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan KSA di Bidang Urusan Islam telah tertuang dalam butir nota kesepahaman antara kedua negara.

Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Kepala Atase Agama Kedubes KSA Syeikh Ahmad bin Isa Al Hazimiy, Delegasi KSA Syeikh Dr. Soleh bin Yahya As Suhaimi, Syeikh Dr. Muhammad bin Fahd Al Farih, dan Syeikh Dr. Ali bin Yahya Al Hadaadi.