Kemenag Latih Program Kemandirian Ekonomi 1.500 Pesantren

Fuad Rizky Syahputra | Senin, 24 Juni 2024 - 12:23 WIB
Kemandirin pesantren menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama dalam kepemimpinan Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Kemenag Latih Program Kemandirian Ekonomi 1.500 Pesantren
Kepala Pusdiklat Tenaga Pendidikan dan Keagamaan, Mastuki. Dok: Istimewa
-

Jakarta - Kemandirin pesantren menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama dalam kepemimpinan Menag Yaqut Cholil Qoumas.

Program ini telah bergulir sejak 2020 dan terus diimplementasikan melalui beragam pendekatan, salah satunya Pelatihan Kemandirian Pesantren.

Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Mastuki mengatakan, Pelatihan Kemandirian Pesantren bergulir sejak 2021.

Bersama Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, kata Mastuki, Pusdiklat memulai proyek ini dengan melatih 105 Pondok Pesantren.

Setahun berselang, program ini berhasil melatih 504 Pondok Pesantren. Jumlah ini terus meningkat tajam pada tahun 2023, dengan 1.494 Pondok Pesantren penerima pelatihan.

“Untuk tahun 2024, Pusdiklat dan Direktorat PD Pontren menargetkan pelatihan bagi 1.500 Pondok Pesantren, dengan 850 pondok pada tahap pertama dan 650 pondok pada tahap kedua,” terang Mastuki di Ciputat, Senin (24/6/2024).

Pelatihan 2024 ini dibagi dalam beberapa tahap. Untuk tahap pertama ada 21 angkatan yang dilaksanakan dalam lima gelombang.

Gelombang pertama berlangsung pada 20-23 Mei 2024, diikuti gelombang kedua pada 28-31 Mei, lalu ketiga pada 4-7 Juni, dan gelombang keempat pada 10-13 Juni. Untuk gelombang kelima dijadwalkan berlangsung pada 24-27 Juni 2024.

Program pelatihan gelombang ke-5 yang saat ini sedang berlangsun, dibagi menjadi empat Angkatan (9 – 12). Setiap Angkatan diikuti 40 peserta, perwakilan dari Pondok Pesantren yang telah lulus seleksi berkas dan proposal melalui aplikasi SIMBA.

“Seleksi ketat dilakukan oleh Tim Ahli Kemandirian Pesantren untuk memastikan peserta memiliki potensi dan komitmen yang kuat dalam mengembangkan kemandirian ekonomi pesantren mereka,” sebut Mastuki.

Pelatihan ini mengadopsi metode blended learning, yang menggabungkan pembelajaran online dan tatap muka. Peserta mengikuti sesi online selama empat hari pertama, kemudian dilanjutkan dengan sesi tatap muka selama dua hari, dan diakhiri dengan Bimbingan Teknis (BIMTEK) selama dua hari.

Metode ini dirancang agar peserta dapat memahami teori sekaligus mempraktikkan keterampilan yang diajarkan.

Narasumber dalam pelatihan ini adalah Tim Ahli Kemandirian Pesantren yang ditetapkan melalui Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.

Mereka terdiri dari para profesional yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam bidang pemberdayaan ekonomi pesantren.

Keberadaan narasumber ini sangat penting untuk memberikan wawasan dan bmbingan praktis kepada para peserta.

Mastuki menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antar lembaga dalam pengembangan institusi pesantren.

"Kolaborasi ini menjadi kunci penting dalam pengembangan usaha di pesantren. Pengembangan ekonomi syariah dan industri halal di pesantren harus direspons secara kreatif melalui usaha bisnis dan kajian-kajian yang relevan," ujarnya dalam sambutannya.

Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said menekankan pentingnya pelatihan ini bagi kemandirian pesantren.

"Pelatihan ini adalah langkah strategis untuk memperkuat peran pesantren sebagai lembaga pendidikan yang mandiri dan berdaya saing tinggi. Kami berharap program ini telah terdesain dalam sebuah konsep besar yang dinamakan Peta Jalan Kemandirian Pesantren," katanya.

Kemenag berharap palatihan ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren, serta menjadi bukti nyata komitmen Kementerian Agama dalam mendukung kemandirian pesantren sebagai pilar penting dalam pembangunan nasional.