Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Supriyadi menjadi narasumber pamungkas pada Sekolah Kepemimpinan Buddhis Indonesia Angkatan VII yang diselenggarakan oleh Institut Nagarjuna di Provinsi Lampung.
Supriyadi menyampaikan bahwa komitmen Dirjen Bimas Buddha dalam membangun sumber daya manusia dalam bidang kepemimpinan secara berkelanjutan tak main-main dan betapa pentingnya para pemimpin lembaga dan organisasi mengerti kebutuhan umat.
"Para pimpinan organisasi dan lembaga keagamaan buddha, harus mengerti dan tau betul kebutuhan umatnya, dari situlah kita bisa melayani umat dengan baik. Karena potensi dan kebutuhan umat di setiap tempat bisa berbeda" ucap Supriyadi.
Selain itu Dirjen Bimas Buddha juga memberikan penguatan agar para pimpinan organisasi maupun lembaga dapat menjadi tokoh yang mewakili umat, bukan sekadar mewakili organisasinya saat berada di forum-forum publik.
"Jika para pimpinan hadir dan berada di forum-forum publik, forum kebangsaan dan kenegaraan maka jadilah wakil dari umat Buddha yang bisa menjadi teladan, bukan mewakili organisasi saja" tambah Dirjen Bimas Buddha.
Kegiatan Sekolah Kepemimpinan Buddhis Indonesia Angkatan VII melibatkan 40 orang berasal dari unsur pimpinan organisasi dan lembaga keagamaan Buddha serta penyuluh se-Provinsi Lampung.
Kepala Program Manggala Wiriya Tantra menyebut tema yang diusung kali ini adalah "Kolaborasi Mewujudkan Pemimpin Progresif dan Berintegritas dalam Memajukan Komunitas, Bangsa dan Negara". Tema ini dipilih agar nantinya para alumninya dapat terus membangun kerjasama, kolaborasi dalam memajukan umat di setiap wilayah.
Sekolah Kepemimpinan Buddhis Indonesia Angkatan VII di selenggarakan selama dua hari, yakni 9-10 November 2024 bertempat di Kota Bandar lampung. Seluruh peserta sangat antusias dan aktif dalam setiap sesi yang dihadiri oleh narasumber yang berkompeten.