Jakarta - Menjelang puncak musim penghujan, Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) akan mempersiapkan skenario mengantisipasi berbagai dampak yang dipicu oleh tingginya curah hujan.
Diketahui puncak musim penghujan di Indonesia biasanya akan terjadi pada pertengahan bulan Desember sampai awal Januari setiap tahunnya, yang juga jadi permasalahan utama selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Oleh sebab itu Wakil Menteri PU, Diana Kusumastuti, menyatakan kementeriannya tengah membahas langkah - langkah mitigasi bencana hidrometeorologi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Wamen PU Diana, pada hari Jumat, 29 November 2024, melakukan pertemuan dengan Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kantor Kementerian PU, di mana pertemuan tersebut menekankan pentingnya kolaborasi kedua pihak dalam proses mitigasi bencana akibat cuaca ekstrem.
Pada pertemuan tersebut, Wamen Diana meminta pihaknya, yakni jajaran Bina Marga, untuk bersiap menghadapi arus lalu lintas selama libur Nataru 2024-2025 dan puncak musim penghujan.
"Di akhir tahun menjelang Nataru kita harus mengantisipasi bencana hidrometeorologi dan puncak musim hujan, terutama di pertengahan Desember hingga awal Januari," kata Diana, di Jakarta.
Diana menekankan agar Bina Marga melakukan monitoring sejumlah drainase di setiap jalan, apakah terjadi penyumbatan atau tidak.
"Teman-teman di Bina Marga, agar bisa menyiapkan aliran air di jalan tol supaya tidak banjir," ujarnya.
Di sisi lain, BMKG menjelaskan bahwa curah hujan tinggi pada bulan ini di wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Jawa akan diperparah oleh beberapa faktor, seperti fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), cold surge, dan La Nina lemah.