Pertama di Indonesia, Pembangunan Tol Semarang-Demak Gunakan Teknologi Matras Bambu

Fuad Rizky Syahputra | Senin, 23 Desember 2024 - 19:57 WIB
Matras Bambu merupakan hal pertama yang digunakan di Indonesia dan sebagai salah satu material konstruksi yang kita gunakan untuk membangun jalan tol di atas laut sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut.

Pertama di Indonesia, Pembangunan Tol Semarang-Demak Gunakan Teknologi Matras Bambu
Direktur Jenderal Bina Marga, Rachman Arief Dienaputra. Dok: Istimewa
-

Jakarta - Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum saat ini tengah berprogres pada Pembangunan Jalan Tol Semarang – Demak. Jalan Tol Semarang - Demak ini memiliki total panjang 26,95 kilometer dan dibagi menjadi 2 seksi, yakni Seksi I Kaligawe – Sayung sepanjang 10,64 Km, dan Seksi 2 Sayung – Demak sepanjang 16,31 Km yang berada di daratan dan telah beroperasi sejak 25 Februari 2023.

Direktur Jenderal Bina Marga Rachman Arief Dienaputra saat overview pembangunan jalan tol Semarang - Demak mengatakan, pembangunan jalan tol Semarang - Demak sekaligus sebagai tanggul laut menggunakan teknologi matras bambu, cerucuk bambu dan Prefabricated Vertical Drain (PVD).

“Terkait dengan Matras Bambu merupakan hal pertama yang digunakan di Indonesia dan sebagai salah satu material konstruksi yang kita gunakan untuk membangun jalan tol di atas laut sekaligus berfungsi sebagai tanggul laut”, ujar Rachman Arief.

Rachman Arief mengatakan, untuk keamanan penggunaan matras bambu di Tol Semarang - Demak ini telah dilakukan pengujian oleh Balai Bahan dan Struktur Bangunan Gedung dari Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta Karya.

“Kita lakukan 2 jenis uji yang pertama adalah uji tarik dan kedua adalah uji lentur. Uji tarik dan uji lentur sistem Matras Bambu tersebut dilakukan untuk menjamin kehandalan matras bambu yang akan digunakan untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar di lokasi konstruksi”, Jelas Dirjen Bina Marga

Kemudian yang dilakukan berikutnya adalah melakukan stabilitas timbunan dengan matras dan cerucuk bambu untuk menjaga kestabilan timbunan di atas tanah lunak.

Dirjen Bina Marga menambahkan, manfaat yang didapatkan dari penggunaan matras dan cerucuk bambu, adalah untuk menjaga penurunan sehingga tidak melewati batas tengah timbunan kemudian mendistribusikan beban timbunan secara merata serta mengurangi perbedaan penurunan akibat perbedaan kekakuan.

Selain itu juga matras bambu dapat memberikan daya apung dan cerucuk bambu dapat meningkatkan daya dukung lekat (friction).

“Ini adalah hal yang luar biasa, seringkali orang ragu terkait dengan kekuatan bambu, tapi ini sudah dilakukan uji lentur, uji tekan sehingga penggunaan matras bambu aman dilakukan untuk konstruksi ini”, tambah Rachman Arief

Menjelaskan penggunaan bambu, Dirjen Bina Marga menyampaikan bahwa sampai dengan saat ini telah digunakan hampir 6 juta batang bambu yang didatangkan dari beberapa daerah di sekitar proyek yang diyakini dapat memberikan dampak positif bagi kegiatan ekonomi di wilayah proyek.

“Kemudian yang ingin saya jelaskan lagi adalah terkait dengan apa yang kita dapatkan dari penggunaan matras dan cerucuk bambu yaitu efisiensi biaya konstruksi yang dihasilkan 30-40% apabila dibandingkan dengan metode lain seperti vibro stone column dan deep soil mixing”, ujarnya

Mengenai PVD atau Prefabricated Vertical Drain adalah metode untuk memampatkan tanah lunak dan memperbaiki tanah dengan mengalirkan air ke permukaan tanah. Pemasangan PVD dilakukan dengan pemancangan material PVD ke dalam tanah menggunakan alat berat mesin hidrolik.

“Apa yang menjadi latar belakang kegiatan pembangunan tol ini adalah, pertama pembangunan jalan tol Semarang - Demak Seksi I termasuk dalam proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020”, ujar Rachman Arief

Latar belakang yang kedua adalah Jalan tol Semarang - Demak sebagaimana kita ketahui diperlukan dalam rangka pengembangan sistem jaringan jalan di wilayah pantai utara Provinsi Jawa Tengah, dimana kita ketahui bersama kepadatannya sudah sangat tinggi, sehingga sering terjadi kemacetan dan juga banjir rob.

“Kami berharap dengan dibangunnya jalan tol Semarang - Demak maka permasalahan banjir rob yang terjadi di Kota Semarang dan Kabupaten Demak dapat terselesaikan, walaupun saat ini pada pembangunannya terjadi kemacetan yang luar biasa, tetapi kami berharap segera setelah selesai proyek ini kemacetan tersebut beserta banjir rob yang terjadi bisa teratasi”, harap Rachman Arief.