Pasca Lebaran, NFA Pastikan Stabilitas Pangan Pokok Aman dan Terjaga

Fuad Rizky Syahputra | Senin, 07 April 2025 - 15:09 WIB
Kita bersyukur karena secara umum kita bisa melewati bulan puasa dan lebaran dengan harga yang relatif baik, juga dengan stok yang cukup.

Pasca Lebaran, NFA Pastikan Stabilitas Pangan Pokok Aman dan Terjaga
Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), Arief Prasetyo Adi. Dok: Istimewa.
-

Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), Arief Prasetyo Adi, memastikan ketersediaan dan harga sejumlah komoditas pangan pasca Lebaran 2025 berada dalam kondisi stabil, sebagaimana yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Arief, terdapat penurunan harga pada sejumlah komoditas, salah satunya cabai rawit merah yang sebelumnya mengalami kenaikan akibat terbatasnya suplai dari petani serta cuaca buruk di beberapa daerah sentra produksi.

“Kita bersyukur karena secara umum kita bisa melewati bulan puasa dan lebaran dengan harga yang relatif baik, juga dengan stok yang cukup. Ada komoditas pangan seperti cabai rawit yang memang mengalami kenaikan, tapi hari ini menunjukkan ada penurunan seiring momentum lebaran,” ujar Arief dalam keterangannya.

Data Panel Harga Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa rata-rata harga nasional cabai rawit merah di tingkat konsumen per 4 April 2025 tercatat sebesar Rp86.135 per kg, atau turun sekitar 7,87% dibandingkan harga rata-rata per 2 April yang mencapai Rp93.492 per kg.

Sementara itu, harga cabai merah keriting juga mengalami penurunan sebesar 8,49%, dari Rp67.297 per kg menjadi Rp61.583 per kg dalam periode yang sama.

Kendati demikian, harga tersebut masih berada di atas Harga Acuan Penjualan (HAP) sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 12 Tahun 2024.

Sebelumnya, hasil pemantauan di Pasar Kosambi Bandung, Pasar Tagog Padalarang, dan Pasar Atas Cimahi memperlihatkan bahwa harga sebagian besar komoditas pangan tetap stabil.

Namun, terdapat lonjakan harga pada cabai rawit yang sempat mencapai kisaran Rp100.000 per kg akibat faktor cuaca yang mempengaruhi produksi pertanian dan stabilitas pasokan di pasar.

"Koordinasi dengan pemerintah daerah, satgas pangan, serta pelaku usaha pangan terus diperkuat guna memastikan distribusi berjalan lancar dan tidak ada kendala dalam rantai pasok," ujar Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, I Gusti Ketut Astawa, saat meninjau ketiga pasar tersebut pada Kamis (3/4/2025).

Pemantauan serupa juga dilakukan oleh Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan NFA, Andriko Noto Susanto, di Pasar Legi, Ponorogo, Jawa Timur, pada hari yang sama.

“Poinnya kita ingin memastikan harga pangan sebelum dan sesudah lebaran khususnya di Ponorogo ini stabil, baik pasokan maupun harganya,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa sempat terjadi kenaikan harga beberapa bahan pangan seperti cabai dan bawang merah. Namun, pada H+4 Lebaran, mayoritas harga bahan pangan sudah mulai stabil.

Lebih lanjut, Arief menekankan pentingnya penerapan teknologi pertanian untuk menjaga stabilitas harga, terutama pada komoditas cabai yang rentan terhadap cuaca ekstrem. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penggunaan teknologi pertanaman berbasis greenhouse.

“Saya kira ke depan ada teknologi misalnya menggunakan green house sangat relevan untuk kita terapkan sehingga pertanaman cabai tidak terganggu cuaca. Dan perlu diketahui, cabai ini bisa kita petik sebanyak 20 kali dan relatif tidak memerlukan lahan yang besar hanya untuk berproduksi,” katanya.

Untuk komoditas pangan lainnya seperti beras, Arief memastikan ketersediaannya dalam kondisi aman dan mencukupi. Saat ini, stok beras yang tersimpan di gudang-gudang Bulog tercatat sekitar 2,1 juta ton.

“Di Pasar Induk Cipinang yang biasanya stoknya 40 ribu ton, hari ini 48 ribu ton. Beras di Bulog juga stoknya cukup besar yaitu di angka 2,1 juta ton dan ini tertinggi dalam sejarah,” katanya.

Arief juga mengapresiasi kinerja Bulog yang dinilainya luar biasa dalam penyerapan gabah petani.

“Bulog sangat luar biasa karena hingga saat ini mereka sudah menyerap 711 ribu ton dan ini kerja lebih dari 23 persen dari target. Dan sesuai arahan Bapak Presiden kita semua harus bekerja. Jangan sampai ketika petani panen gabahnya tidak terserap,” jelasnya.