Bhikkhu Dhammavuddho Thera Mewakili Agama Buddha Lakukan Doa Kebangsaan 80 Tahun Indonesia Merdeka

Redaksi | Senin, 04 Agustus 2025 - 16:00 WIB
Acara ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dengan tema besar “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.

Bhikkhu Dhammavuddho Thera Mewakili Agama Buddha Lakukan Doa Kebangsaan 80 Tahun Indonesia Merdeka
Dok: Bimas Buddha.
-

Jakarta - Tugu Proklamasi, Jakarta menjadi saksi bisu haru-biru peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka pada Jumat malam, 1 Agustus 2025. Dalam acara “Doa Kebangsaan 80 Tahun Indonesia Merdeka” yang diprakarsai oleh Kementerian Sekretariat Negara RI ini, dalam acara Doa lintas agama Y.M. Bhikkhu Dhammavuddho Thera bersama Ketua Umum Permabudhi, Prof. Dr. Philip K. Widjaja dan perwakilan dari Majelis Agama Buddha lainnya tampil sebagai salah satu pendoa lintas agama.

Mereka secara khusyuk memanjatkan doa penuh makna demi terciptanya kedamaian, keadilan, dan kemakmuran abadi bagi bangsa Indonesi, yang juga dilakukan dari lintas agama yakni dari Agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.

Acara ini merupakan rangkaian dari peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia dengan tema besar “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju.” Sekitar 1.500 peserta dari berbagai agama turut hadir, memenuhi halaman Tugu Proklamasi dengan suasana hening dan khidmat. Menteri Agama RI Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, MA membuka acara dengan pesan mendalam tentang pentingnya doa sebagai kekuatan moral bangsa dalam menjaga kemerdekaan dan masa depan.

Bhante Dhammavuddho Thera dalam doanya, mengenang perjuangan para pendiri bangsa dan memohon agar semangat kemerdekaan tetap menjadi suluh penerang langkah generasi penerus. “Semoga seluruh rakyat Indonesia hidup dalam damai, saling menguatkan, dan bersatu membangun negeri yang makmur, berkeadilan, dan berlandaskan kebijaksanaan,” ungkap Bhante Victor dalam lantunan doa Buddhis yang penuh ketulusan.

Selain Bhante Victor, lima tokoh lintas agama turut memimpin doa secara bergantian. Dari Islam hadir K.H. Anwar Iskandar, dari Kristen Protestan Pdt. Jason Balompapueng, Katolik RD. Fransiskus Yance Sengga, Hindu Jero Mangku Gede Pastika, dan dari Khonghucu Ws. Sunarta Hidayat. Doa mereka mewakili semangat pluralisme Indonesia yang sejati, menggambarkan betapa doa menjadi bahasa yang menyatukan bangsa dalam keberagaman.

Rangkaian acara juga diawali dengan zikir kebangsaan oleh Ketua MUI K.H. Anwar Iskandar dan ditutup doa oleh Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar. Keberadaan para tokoh agama dalam satu panggung doa menjadi simbol kuat bahwa Indonesia tetap teguh pada pilar ketuhanan dan persatuan, seperti yang tertulis dalam Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Dengan kehadiran para menteri, wakil menteri, dan tokoh nasional lainnya, Doa Kebangsaan di Tugu Proklamasi bukan hanya menjadi acara seremonial, tapi juga momentum spiritual yang membangkitkan semangat kolektif untuk melanjutkan perjuangan bangsa. Seperti yang disampaikan Bhante “Dengan penuh keyakinan dan cinta kasih, mari kita lanjutkan perjalanan bangsa dalam harmoni, kebijaksanaan, dan semangat luhur untuk Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan Makmur,” sebutnya.