Tuapejat - Pembangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai saat ini terkendala dengan anggaran. Hal itu diungkapkan oleh Bupati Rinto Wardana Samaloisa.
Ia mengatakan, dengan kondisi infrastruktur saat ini, Mentawai masih menjadi daerah yang tertinggal, karena masih banyak persoalan yang belum terselesaikan. Salah satunya akses masyarakat.
"Selama ini akses masyarakat Mentawai masih mengandalkan laut, karena minimnya infrastruktur jalan. Hal itu berdampak terhadap banyak hal, termasuk kepada pelayanan kesehatan. Makanya kita nilai Mentawai itu masih tertinggal," katanya.
Selain kesehatan, keterbatasan infrastruktur sebut Rinto juga berdampak ke sektor ekonomi. Ia menjelaskan, peningkatan ekonomi masyarakat Mentawai bisa digenjot lewat investasi. Mentawai memiliki sumber daya yang melimpah untuk menopang sektor perekonomian masyarakat. Maka investasi menjadi jalan keluar yang efektif agar Tanah Sikerei benar-benar bisa merdeka dari ketertinggalan.
"Langkah yang kita ambil adalah dengan menerapkan skema investasi yang tetap melibatkan masyarakat lokal. Sehingga masyarakat juga mendapatkan dampak positif dari investasi."
"Mentawai punya banyak sumber daya. Ombak menjadi Tambang yang tak akan pernah habis. Lalu ada Kopra yang mana kita bisa disebut sebagai penghasil Kopra terbesar di Sumbar. Ada minyak Nilam, lalu kemudian di sektor perikanan juga kita punya Lobster dan ikan jenis lainnya yang bisa juga dimanfaatkan, inilah nanti yang akan kita kembangkan," jelas Rinto.
Soal pelibatan masyarakat lokal dalam kegiatan ekonomi dan investasi ini sebut Rinto, hal itu bertujuan agar ada transfer pengetahuan yang terjadi di Mentawai. Sebab seiring dengan itu, investasi di berbagai bidang juga bisa mendorong kualitas SDM Mentawai.
"Kami minta kepada para investor ini agar tidak membawa tenaga dari luar tetapi berdayakan masyarakat Mentawai. Supaya terjadi alih teknologi transfer pengalaman transfer skill," bebernya.
Namun kembali lagi, peningkatan ekonomi dan investasi ini hanya bisa dilakukan jika akses jalan ke seluruh kawasan di Mentawai sudah tersambung. Hal demikian telah menjadi tantangan yang dihadapi oleh Pemkab Mentawai selama ini.
Selain jalan, pemerataan listrik, air bersih, jaringan seluler dan internet juga menjadi persoalan yang terus dikebut.
Pemerintah Kabupaten kata Rinto, terus putar otak agar pembangunan itu bisa terlaksana.
"Anggaran infrastruktur itu sudah tidak ada, tidak digelontorkan lagi oleh pemerintah pusat sampai tahun depan. Kami berupaya menjemput bola ke pusat agar pemerintah pusat bisa melihat permintaan kita masuk akal atau tidak."
"Jika anggaran dari pusat tidak ada, mau tidak mau kita jarus meminjam anggaran untuk membangun insfrasturktur," ungkap Rinto.
Langkah lain yang bisa dilaksanakan oleh Pemkab Mentawai kedepan adalah dengan meminjam anggaran ke Bank Nagari. Pekan depan sebut dia, pihaknya akan berkonsultasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), terkait teknis peminjaman tersebut.
"Itulah persoalan kami, jika anggaran itu ada, kami bisa menyelesaikan persoalan kami di tahun 2028 sesuai target kami. Setelah semua itu rampung, anggaran pembangunan nantinya tidak akan lagi terfokus 100 persen pada fisik. Tapi setengahnya meliputi pembangunan kualitas, dan setengah lagi baru untuk fisik," ujarnya.