Supriyadi: KCBI Mitra Strategis Pemerintah dalam Memperkuat Peran Umat Buddha

Redaksi | Selasa, 16 September 2025 - 08:56 WIB
Pelantikan Dewan Pengurus Pusat KCBI masa bakti 2024–2029 menjadi momentum memperkuat sinergi umat Buddha dengan pemerintah dalam pembangunan bangsa.

Supriyadi: KCBI Mitra Strategis Pemerintah dalam Memperkuat Peran Umat Buddha
Dok: Istimewa.
-

Jakarta - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi, menghadiri Pengukuhan Dewan dan Pelantikan Dewan Pengurus Pusat Konferensi Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) masa bakti 2024–2029 di Ruang Lawu 1–2, Gedung Pusat Niaga, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (14/9/2025).

Dalam sambutannya, Supriyadi menegaskan dukungan pemerintah terhadap kiprah KCBI sebagai mitra strategis umat Buddha di Indonesia.

“Kami melihat KCBI sebagai mitra strategis yang bisa menghubungkan umat dengan negara melalui gagasan cerdas dan gerakan nyata. Kehadiran para cendekiawan akan memperkuat posisi umat Buddha di ruang publik,” ujarnya.

Ketua Umum WALUBI, Hartati Murdaya, juga hadir memberikan arahan. Ia menyebut KCBI merupakan wadah penting bagi para cendekiawan Buddhis untuk mengabdi pada Dharma Agama dan Dharma Negara. “KCBI ini sudah seperti keluarga saya. Melalui KCBI, kita akan mengabdi untuk bangsa dan negara, melakukan kontribusi nyata,” ucap Hartati.

Hartati menekankan pelantikan kali ini menjadi momentum umat Buddha untuk lebih aktif dalam pembangunan Indonesia dengan semangat kasih, di mana yang kuat membantu yang lemah.

Sementara itu, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif RI, Irene Umar, hadir sebagai keynote speaker. Ia menekankan pentingnya sinergi umat Buddha dalam mendorong kemajuan bangsa melalui sektor ekonomi kreatif.

“Indonesia adalah negara beragama. Agama Buddha atau agama apapun menebarkan benih-benih kebaikan dan menyebarkan cinta supaya kita jangan terpecah belah. Kita harus menjadi satu karena landasan dari negara Indonesia beragama dan gotong royong menuju Indonesia Emas,” ungkapnya.

Irene juga mengajak para cendekiawan Buddhis untuk menjaga kerukunan antarumat beragama dan menumbuhkan rasa saling mencintai. Ia menambahkan, ekonomi kreatif yang memiliki 17 subsektor kini menjadi mesin pertumbuhan baru sekaligus ruang pengembangan diri menghadapi tantangan global.

“Ekonomi kreatif akan memetakan ekosistem dengan segala rantai nilainya. Hal ini sejalan dengan banyak ajaran agama Buddha, khususnya welas asih dan meditasi, yang mengajarkan energi positif dalam kehidupan,” pungkasnya.