Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M. menegaskan pentingnya pengelolaan arsip kebencanaan sebagai bagian dari tanggung jawab lembaga dan warisan pengetahuan bangsa. Hal itu disampaikan saat menerima kunjungan audiensi Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Dr. Mego Pinandito, M.Eng., di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (22/10).
Dalam kesempatan tersebut, Suharyanto menekankan bahwa arsip kebencanaan tidak hanya berfungsi sebagai dokumen administratif, tetapi juga menyimpan rekam jejak penting perjalanan bangsa dalam menghadapi berbagai bencana alam.
“Bencana adalah peristiwa yang berulang. Setiap kejadian harus kita jadikan pelajaran berharga untuk memperkuat mitigasi dan kesiapsiagaan ke depan,” ujarnya.
Ia menambahkan, setiap data dan arsip yang dikelola dengan baik dapat menjadi dasar pengambilan keputusan strategis, baik dalam perencanaan pembangunan maupun pengurangan risiko bencana di masa depan.
“Arsip kebencanaan adalah memori kolektif bangsa. Di dalamnya tersimpan pengalaman, pengetahuan, dan refleksi dari setiap peristiwa yang pernah kita lalui,” tegasnya.
Kunjungan Kepala ANRI ke BNPB menjadi tindak lanjut sinergi antara kedua lembaga dalam memperkuat sistem kearsipan nasional. Momentum ini juga bertepatan dengan capaian prestasi BNPB yang kembali meraih predikat AA (Sangat Memuaskan) dalam pengawasan kearsipan nasional 2025 dengan nilai 93,95, menempatkan BNPB di peringkat kedelapan nasional.
Prestasi tersebut menjadi bukti nyata komitmen BNPB dalam menjaga tata kelola arsip yang akuntabel dan berstandar tinggi. Penghargaan ini juga merupakan capaian kelima secara beruntun sejak tahun 2021.
Suharyanto menyampaikan apresiasi kepada ANRI atas kepercayaan dan penghargaan yang diberikan, sekaligus menegaskan bahwa pihaknya akan terus menjaga kualitas dokumentasi kebencanaan.
“Kami merasa terhormat atas pengakuan ini. BNPB akan terus memperkuat pengelolaan arsip agar setiap penanggulangan bencana dapat terdokumentasi secara utuh dan bermanfaat bagi generasi berikutnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala ANRI Dr. Mego Pinandito memuji konsistensi BNPB dalam menjaga kualitas kearsipan. Ia menilai dokumentasi kebencanaan yang dikelola BNPB memiliki nilai strategis, historis, dan edukatif tinggi.
“Peristiwa seperti tsunami Aceh menjadi pelajaran besar. Arsip yang dikelola BNPB berperan penting dalam menyebarkan kesadaran dan pengetahuan kebencanaan kepada publik,” tutur Mego.
Sebagai wujud nyata komitmen pelestarian arsip kebencanaan, ANRI telah membangun Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) di Aceh, yang kini menjadi rujukan akademisi, peneliti, dan masyarakat umum dalam mempelajari peristiwa kebencanaan besar di Indonesia.
Dengan sinergi yang semakin kuat antara BNPB dan ANRI, Suharyanto berharap dokumentasi kebencanaan Indonesia dapat menjadi sumber pembelajaran yang tak ternilai bagi bangsa, serta pijakan dalam memperkuat ketangguhan menghadapi bencana di masa mendatang.
“Arsip bukan hanya menyimpan masa lalu, tetapi juga menerangi jalan kita ke depan,” tutup Suharyanto.