Sosialiasi 4 Pilar MPR RI, HNW Ingatkan Peran Ulama dan Habaib dalam Mendirikan Indonesia

Editor | Selasa, 26 Juli 2022 - 10:23 WIB
Sosialisasi 4 pilar

Sosialiasi 4 Pilar MPR RI, HNW Ingatkan Peran Ulama dan Habaib dalam Mendirikan Indonesia
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid
-

Jakarta - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA mengingatkan kembali peran ulama dan habaib dalam keikutsertaan mereka berperan bekerja sama dengan kelompok lain untuk mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Para ulama dan habaib merupakan salah satu pemegang saham terbesar bangsa ini. Apabila kita melihat catatan sejarah, para ulama dan habaib kontribusinya tidak sedikit dalam mendirikan Negara Indonesia ini,” ujarnya dalam Sosialiasi 4 Pilar MPR RI bekerja sama dengan Forum Ulama dan Habaib (FUHAB) DKI Jakarta di Jakarta, Selasa 26 Juli 2022.

HNW mengatakan bahwa peran itu terlihat dalam penyusunan Pancasila, UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Ia menjelaskan dua tokoh ulama dari Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama terlibat sangat intens dalam penyusunan Pancasila. Mereka adalah KH Wahid Hasyin dan KH Kahar Muzakkir. Tokoh ulama ini bersama dengan tokoh dari partai Islam (H Agus Salim dan Abikoesno Tjokrosoejoso) berkolaborasi dengan kelompok nasionalis kebangsaan menyepakati Pancasila.

“Selain itu, tidak kalah penting adalah tokoh umat Islam lainnya, seperti Habib Hamid Alkadrie yang menciptakan lambang garuda Indonesia dan tokoh masyumi M Natsir yang memproklamasikan kembali NKRI melalui mosi integralnya. Mereka juga dapat menjadi contoh bagaimana ulama dan habaib bisa berperan mengisi kemerdekaan,” pungkas Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini juga mendorong ulama dan habaib yang tergabung dalam wadah organisasi seperti FUHAB agar semakin aktif mengkaji dan menjelaskan fakta menyejarah soal keterkaitan antara keislaman dengan ke-Indonesia-an. "Jangan sampai perjalanan sejarah bangsa dibelokkan sehingga terjadilah Indonesiaphobia, karena umat mengira bahwa Indonesia adalah negara pemberian penjajah yang sekuler. Dan di sana tidak ada peran ulama dan habaib, sehingga layaknya hanya dijauhi atau dimusuhi oleh umat," tuturnya.