HNW Berharap Banyak Aktivis Muslimah Ikut Kawal 4 Pilar MPR RI

Editor | Selasa, 20 September 2022 - 12:04 WIB
PKS

HNW Berharap Banyak Aktivis Muslimah Ikut Kawal 4 Pilar MPR RI
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid
-

Jakarta Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Dr. H M Hidayat Nur Wahid, MA berharap agar kaum perempuan, termasuk para aktivis Muslimah, ikut serta mengawal 4 pilar MPR RI dari segala bentuk penyimpangannya.

Peran ini sejatinya merupakan kelanjutan dari perjuangan kaum perempuan (para ibu bangsa) yang ikut merumuskan negara Indonesia. Mereka adalah Maria Ulfah dan Rr Siti Sukaptinah yang menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dalam merumuskan dasar negara Indonesia Merdeka.

“Ternyata bukan hanya ada Bapak Bangsa (Founding Fathers), tapi juga ada perempuan2 yang terlibat langsung dan aktif hadirkan kelahiran Negara Indonesia merdeka. Mereka layak disebut sebagai Ibu Bangsa (Founding Mothers). Diantara kaum wanita itu ada dua Wanita/Ibu yang hebat, yang aktif bersama-sama dengan para founding fathers (bapak bangsa) ikut berembuk dan terlibat langsung membahas dan melahirkan Indonesia merdeka,” kata Hidayat Nur Wahid dalam sosialisasi Empat Pilar MPR RI, kerjasama MPR bersama Forum Silaturahim Majelis Taklim (FORSITMA, di Jakarta, Selasa, 20 September 2022.

HNW sapaan akrab Hidayat menyebut bahwa Maria Ulfah bergelar Meester in de rehcten (sarjana hukum) yang diraihnya dari Universitas Leiden, Belanda. Ia merupakan perempuan pertama asal Indonesia yang meraih gelar sarjana hukum di universitas tersebut.

“Ibu Maria Ulfah ikut berperan membahas dasar negara, konstitusi Indonesia ; UUD 1945, dan kemudian beliau juga tercatat sebagai menteri perempuan pertama di Indonesia pada Kabinet Sutan Sjahrir,” ujarnya.

Sedangkan Rr Siti Sukaptinah, merupakan perempuan asal Yogyakarta yang terkenal sebagai aktivis Islam. Anggota DPR RI dari Dapil Jakarta II ini menjelaskan bahwa Siti Sukaptinah sempat terlibat aktif di Siswapraja Wanita Muhammadiyah, yang kemudian menjadi cikal bakal Nasyiatul Aisyiyah yang merupakan organisasi remaja putri otonom Muhammadiyah.

“Keduanya memberi contoh kepada kaum perempuan dan para muslimah untuk merasa memiliki Indonesia, karenanya perlu ikut menjaga dan memajukannya bersama-sama dengan para pejuang dan negarawan laki-laki, dan ikut memberikan masukan serta kontribusi terbaik untuk menghadirkan dan kemudian menjaga Indonesia merdeka. Ini penting untuk menjadi pegangan dan suluh bagi kaum Perempuan termasuk aktivis Muslimah,” pungkasnya.