Jakarta - Proses pencarian dan pembersihan reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, terus berlanjut hingga Senin (6/10/2025) sore.
Berdasarkan data terbaru pukul 15.03 WIB, jumlah korban akibat ambruknya bangunan empat lantai tersebut mencapai 167 orang, dengan data yang terus berkembang seiring hasil temuan di lapangan.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menyampaikan bahwa hingga siang tadi total 159 korban telah ditemukan, termasuk lima bagian tubuh manusia yang kini sedang dalam proses identifikasi oleh tim DVI Polri di RS Bhayangkara Surabaya.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 104 orang dinyatakan selamat, terdiri atas satu orang yang kembali ke rumah tanpa perawatan, enam orang masih menjalani perawatan intensif, serta 97 orang lainnya telah selesai dirawat dan kembali ke pondok pesantren. Sementara itu, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 55 orang.
Tim gabungan di lapangan juga melaporkan bahwa hasil pencarian hari ini menemukan enam jenazah baru dari area reruntuhan sisi barat musala. Pencarian dilakukan secara hati-hati menggunakan kombinasi alat berat dan pencarian manual untuk memastikan seluruh puing diperiksa dengan teliti.
“Fokus utama kami adalah memastikan tidak ada lagi korban yang tertinggal di bawah reruntuhan. Hari ini kami masih berupaya mengevakuasi delapan orang yang diduga masih tertimbun,” ujar Mayjen TNI Budi Irawan di lokasi kejadian, Senin (6/10).
BNPB menegaskan bahwa proses pembersihan kini telah memasuki tahap akhir. Setelah seluruh korban ditemukan, penanganan akan segera beralih dari fase tanggap darurat menuju rehabilitasi dan rekonstruksi.
Tragedi ambruknya Musala Al Khoziny menjadi bencana dengan korban terbanyak sepanjang tahun 2025, meninggalkan duka mendalam bagi dunia pendidikan dan masyarakat luas.
Pemerintah berkomitmen menjadikan peristiwa ini sebagai bahan evaluasi nasional untuk memperketat pengawasan terhadap keamanan dan kelayakan bangunan di lingkungan pesantren serta lembaga pendidikan serupa.